Jumat, 11 Juli 2014

Muhammad tidak kejam. Inilah Muhammad asli yang TIDAK DIAKUI WAHABI



Surat Jaminan Muhammad untuk biara St. Catherine
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Naskah Surat Jaminan Muhammad
Achtiname of Muhammad

Achtiname of Muhammad
edisi cetak pertama: Gabriel Sionita, Testamentum et pactiones inter Mohammedem et Christianae fidei cultores (1630)

Surat Jaminan Muhammad (bahasa Inggris: Achtiname of Muhammad; Patent of Mohammed), juga dikenal sebagai Surat Perjanjian (Testamentum) Muhammad, adalah sebuah dokumen atau ahdname merupakan suatu surat perjanjian yang diratifikasi oleh nabi Muhammad SAW yang memberikan jaminan perlindungan dan hak-hak lain bagi para biarawan di Biara Santa Katarina, Semenanjung Sinai. Surat ini dimeteraikan dengan gambar telapak tangan Muhammad.

Daftar isi

1 Dokumen
2 Sejarah
3 Pengaruh modern
4 Referensi
4.1 Sumber utama
4.2 Sumber sekunder
5 Pustaka tambahan
6 Pranala luar

Dokumen

Terjemahan harfiah dokumen:

"Ini adalah pesan dari Muhammad ibn Abdullah, sebagai suatu perjanjian bagi mereka yang menganut Kekristenan, jauh dan dekat, kami beserta mereka.
Sesungguhnya aku, para hamba, para pembantu dan para pengikutku membela mereka, karena orang Kristen adalah wargaku; dan demi Allah! aku menahan diri untuk melakukan apapun yang menentang mereka.
Tidak ada paksaan boleh dilakukan untuk mereka.
Juga tidak boleh hakim-hakim mereka disingkirkan dari pekerjaannya, maupun para biarawan mereka dari biara-biaranya.
Tidak ada orang yang boleh menghancurkan rumah agama mereka, atau merusakkannya, atau mengambil sesuatupun daripadanya ke dalam rumah-rumah orang Muslim.
Bilamana ada orang yang melakukan hal ini, ia menyalahi perjanjian Allah dan tidak mematuhi Nabi-Nya.
Sesungguhnya, mereka adalah sekutuku dan memiliki perjanjian erat dariku melawan semua yang mereka benci.
Tidak ada orang yang boleh memaksa mereka untuk pergi atau mengharuskan mereka untuk berperang.
Orang-orang Muslim harus berperang untuk mereka.
Jika seorang wanita Kristen menikah dengan seorang Muslim, tidak boleh dilakukan tanpa seizin wanita itu. Wanita itu tidak boleh dihalangi untuk mengunjungi gerejanya untuk berdoa.
Gereja-gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dihalangi untuk memperbaikinya atau kekudusan perjanjian-perjanjian mereka.
Tidak ada bangsa (Muslim) yang boleh melanggar perjanjian ini sampai Akhir Zaman."

Sejarah

Dokumen ini menyatakan bahwa Nabi Muhammad (570-633) secara pribadi melalui perjanjian ini memberikan hak-hak dan kemudahan bagi semua orang Kristen "jauh dan dekat". Memuat sejumlah butir topik perlindungan orang-orang Kristen yang hidup dalam kekuasaan Islam sebagaimana para peziarah dalam perjalanan ke biara-biara, kebebasan beragama, kebebasan bepergian dan kebebasan menentukan para hakim dan memelihara hak milik mereka, bebas dari wajib militer dan pajak serta hak untuk dilindungi dalam peperangan.

Naskah perjanjian yang asli sudah tidak ada lagi, tetapi beberapa salinan masih ada di Biara Santa Katarina, di antaranya ada yang disaksikan oleh para hakim Islam untuk menguatkan keotentikan sejarahnya. Penjelasan tradisional mengenai hilangnya naskah asli adalah pada waktu Kekaisaran Ottoman menyerang Mesir pada tahun 1517 atas perintah sultan Selim I, naskah asli diambil dari biara tersebut oleh tentara Ottoman dan dibawa ke istana Selim di Istanbul.[2][1] Salinannya kemudian dibuat untuk mengganti kehilangannya di biara tersebut.[1] Di sisi lain, mungkin pula perjanjian itu diperbarui di bawah penguasa baru, sebagaimana disebutkan dalam dokumen lain di arsip tersebut.[3] Tradisi mengenai toleransi yang ditunjukkan terhadapa biara ini telah dilaporkan dalam dokumen-dokumen pemerintah yang diterbitkan di Kairo, dan selama periode kekuasaan Ottoman (1517-1798), Pasha Mesir setiap tahun menegaskan kembali perlindungannya.[1]

Pada tahun 1630, Gabriel Sionita menerbitkan edisi pertama naskah bahasa Arab, dengan terjemahan bahasa Latin, berjudul Testamentum et pactiones inter Mohammedem et Christianae fidei cultores atau judul bahasa Arab "Al-'ahd wa-l-surut allati sarrataha Muhammad rasul-Allah li ahl al-millah al-nasraniyyah.".

Asal mula dokumen ini telah menjadi topik berbagai tradisi berbeda, yang paling terkenal melalui kisah-kisah petualang Eropa yang mengunjungi biara tersebut.[1] Para pengarang ini termasuk perwira Perancis Greffin Affagart (mati ~ tahun 1557), pengunjung Perancis Jean de Thévenot (mati tahun 1667) dan uskup (prelate) Inggris Richard Peacocke,[1] yang menyertakan terjemahan bahasa Inggris naskah tersebut.

Sejak abad ke-19, beberapa bagian Achtiname ini mulai diteliti lebih mendalam, terutama daftar para saksi.[4] Terdapat kemiripan dengan dokumen-dokumen lain yang diberikan kepada komunitas agama lain di Timur Dekat. Salah satu contoh adalah surat Muhammad bagi orang-orang Kristen di Najrān, yang ditemukan pertama kali pada tahun 878 pada sebuah biara di Irak dan naskahnya diawetkan di Chronicle of Séert.[1]
Pengaruh modern

Beberapa orang berpendapat bahwa Achtiname ini merupakan sumber untuk membangun jembatan antara orang Muslim dan orang Kristen. Misalnya dalam halaman-halaman surat kabar Washington Post, Muqtedar Khan[5] menerjemahkan seluruh naskah itu, dan menyatakan bahwa

Mereka yang berniat menebarkan perselisihan antara orang Muslim dan Kristen berfokus pada isu yang membagi dan menekankan pada bidang-bidang konflik. Namun ketika sumber-sumber seperti janji Muhammad kepada orang Kristen dimunculkan dan digarisbawahi, ia membangun jembatan-jembatan. Ini mengilhami orang-orang Muslim untuk bangkit di atas intolerasi komunal dan menimbulkan tekad baik dalam diri orang-orang Kristen yang merasa takut terhadap Islam atau orang Muslim.

Palestina, Jangan Menangis Gaza

TEMPO.CO, Gaza - Konflik antara Israel dan Palestina semakin memanas di Jalur Gaza. Pada Rabu, 9 Juli 2014, pemerintah Pakistan menyatakan serangan udara yang dilakukan Israel sebagai aksi balasan terhadap serangan roket Hamas telah menewaskan puluhan orang.

Mengutip laporan Reuters, ledakan yang bergema sepanjang siang dan malam itu telah menewaskan 23 orang, 17 di antaranya warga sipil, termasuk 5 anak-anak. Sedangkan dari pihak Israel sedikitnya dua orang terluka. (Baca: Abbas Minta Israel Hentikan Serangan Udara)

Hamas mengaku telah meluncurkan roket ke sejumlah kota, termasuk Tel Aviv, Yerusalem, Haifa, dan Hadera. Serangan roket ini kemudian dibalas dengan serangan udara oleh Israel. Negara dengan mayoritas warga Yahudi ini mengancam akan terus menyerang Gaza jika serangan roket Hamas tak berhenti. (Baca: Abbas Temui Keluarga Remaja Palestina yang Dibakar)

Serangan yang tercatat sebagai serangan paling parah di Gaza sejak November 2012 lalu ini dimulai dari tewasnya seorang remaja Palestina di sebuah hutan di Yerusalem. Kematian remaja berusia 16 tahun ini diduga disebabkan oleh aksi balas dendam setelah tiga remaja Israel, yakni Natfali Frenkel, Gilad Shaar, dan Eyal Yifrach, ditemukan tewas di Halhul di utara Hebron, Palestina.
 
Berikut adalah foto-foto saudara kita yang ada di Gaza yang ane temukan di sosial media sosial.