Ukuran Sukses bukanlah sewaktu kita berada di posisi puncak...sukses itu justru diukur dari seberapa jauh kita dapat melambung setelah kita menyentuh dasar
Rabu, 05 September 2012
Foto “Mesra” Tentara Gay jadi Kontroversi
Dalam Rangka merayakan acara Gay Pride, tentara Israel memasang foto
di facebook yang menampilkan dua tentara berjalan beriringan dibawah
sinar matahari, sambil bergandengan tangan disebuah jalanan kota Israel
tepatnya di Tel Aviv.
Yermi Brenner, seorang wartawan Israel mengatakan “ ini adalah bulan
Pride, Taukah anda bahwa Israel Defence Force (IDF). Telah
memperlakukan semua tentaranya setara, dan lihatlah ada sekitar 5000
lebih orang telah memberikan tanda suka “like” terhadap foto itu”, dan
ada sekitar 800 orang yang telah berkomentar tentang foto tersebut,
walaupun tidak semua orang berkomentar positif.
Sebagai wartawan Israel Yermi Brenner menjelaskan, meskipun fakta
bahwa Tel Aviv dikenal sebagai salah satu yang paling gay-friendly di
dunia, sebagian besar orang Israel adalah masih sangat konservatif.
Israel adalah salah satu negara yang telah menghapuskan diskriminasi
terhadap pembatasan tentara gay untuk menjadi militer. Pada tahun
1993 Israel mengadopsi hukum yang melarang diskriminasi di jajaran
Militer.
Hampir 20 tahun kebijakan anti diskriminasi itu berlaku, namun sebuah
studi yang dilakukan Haaretz pada tahun 2011, menyatakan bahwa 40
persen tentara gay dan lesbian masih mendapatkan pelecehan dari
kelompok tentara yang homophobia ketika sedang berada dalam unit-unit
tempur, hanya karena perbedaan orientasi seksual mereka.
sumber :huffingtonpos.com
Petualangan pasangan gay dan anak Boneka
Membaca judul artikel ini, mungkin ada yang
menyeletuk “aneh!”. Bahkan mungkin sesama gay pun akan berpikir
demikian. Sebelum menyeletuk, baca dulu cerita selengkapnya, ok?
Di usia 20, warga New York - Digby du Pont - punya kehidupan yang
diinginkan semua orang. Bayangkan saja. Digby sudah berkelana 7 benua
termasuk ke Taj Mahal, Piramid Giza dan berlayar melewati Lautan Hindia.
Pakaian dan asesoris Digby pun sangat mahal, seperti
sepatu Bloomingdales, jam Cartier, dll. Digby juga sering makan malam
dekat para celebriti di restoran ekslusif New York. Digby itu ternyata
cuma BONEKA !!! Meski cuma benda mati, Digby sangat dimanja oleh kedua
ayahnya yang merupakan pasangan gay: Mark Kirby dan A.J Sapolnick
Keduanya tidak pernah merencanakan akan punya anak boneka. Semua
bermula ketika satu persatu dari teman mereka punya anak. Teman-teman
mereka pun sering memamerkan foto anak mereka. Mark dan AJ iri hati.
Mereka pun mau punya naka tapi apa daya, Amerika Serikat saat itu
melarang pasangan gay untuk mengadopsi anak. Bahkan di zaman itu, konsep
gay bukan penyakit masih terbilang baru dan kontroversi.
Digby ‘diadopsi’ di Paris, tepatnya di sebuah toko loak di tahun
1990. Kedua gay itu langsung suka dan membeli boneka seharga 4
poundsterling yang kelak dinamai Digby. Digby saat itu sangat kotor dan
bulukan, juga bugil. Dengan penuh kasih sayang, mereka membersihkan
Digby dan memakaikan baju.
Biarpun hanya boneka, Digby dan orangtua gaynya sudah melalang buana
ke 7 benua (lebih dari 100 negara). Dan sudah berfoto sekitar 13,000
kali. Saking sayangnya, Mark dan AJ menganggap Digby sebagai MANUSIA
VINYL, bukan boneka. Digby diperlakukan seperti layaknya bayi sungguhan.
Namun tidak mudah mengajak Digby berkeliling dunia karena Mark dan AJ
sering dicurigai sebagai pengedar narkoba yang menyelundupkan barang
terlarang di dalam badan Digby. Digby pernah ‘dipenggal’ di Mesir ketika
penjaga perbatasan ngotot mau mencopot kepala Digby untuk memeriksa isi
boneka itu. Keduanya kontan protes karena melihat Digby ‘dipenggal’
akan sangat traumatis, belum lagi repot memasangkan kepalanya kembali.
Digby selalu duduk di kursi tersendiri dalam pesawat (meski tidak
membayar tiket). Digby juga punya PASPOR sendiri! Di beberapa negara,
kalo petugasnya punya rasa humor, paspor Digby akan distempel. Ke mana
pun Digby pergi, orang-orang terpesona dengan sang boneka. Bahkan Digby
pernah hampir dirampok ketika dia mengunjungi Tembok Besar China bersama
orangtuanya.
Seorang USKUP, Richard Chartes, bahkan menawari PEMBAPTISAN untuk
snag boneka! Namun ditolak pasangan gay itu dengan alasan Digby itu
keturunan Yahudi! Keluarga unik itu menjadi buah bibir ke mana pun
mereka pergi. Sering, orang-orang tak dikenal mengirim mereka email
positif, hanya sekedar memberitahu bahwa mereka pernah melihat Digby
ketika keluarga unik itu berlibur.
Digby mungkin cuma boneka. Tapi kasih sayang yang didapat Digby
merupakan bukti kuat bahwa pasangan gay pun bisa jadi orangtua yang
baik, bahkan lebih hebat dibanding kaum heteroseks. Jadi, apa hak
istimewa yang dimiliki masyarakat melarang gay mengadopsi anak? Apalagi
faktanya, banyak anak telantar, bayi aborsi, dan keluarga broken home -
hasil produk keluarga heteroseks yang katanya direstui tuhan.
Langganan:
Postingan (Atom)