Hanya meninggalkan mantel saja, boleh. Melepas baju juga tak apa. Menanggalkan seluruh pakaian yang melekat, dengan hanya mengenakan kaus kaki dan sepatu, juga tak dilarang. Inilah aturan main baru di Museum Leopold, Wina, Austria, selama ajang pameran 'Nude Man from 1.800 to Today' digelar.
Dalam pameran ini, hampir 300 lukisan, foto, gambar, dan patung yang dipajang menggambarkan ketelanjangan. Banyak pengunjung yang antusias mengikuti aturan terakhir: tanpa busana sama sekali. Seorang pengunjung menyatakan, meskipun dingin, ia tertarik dengan ide museum untuk mengajak bertelanjang. "Itu sesuatu yang berbeda," katanya.
Para pengunjung, semuanya telanjang, bergerombol mengikuti pemandu museum yang juga tanpa busana. Mereka memeriksa dan mendengarkan dengan seksama penjelasan tentang satu persatu koleksi yang dipamerkan.
Sebelumnya, kata juru bicara museum, Klaus Pokorny, menanggalkan baju selama mengunjungi museum itu dilarang. Ia menceritakan saat pameran dibuka awal November tahun lalu, seorang pria tanpa baju diminta segera berpakaian oleh petugas keamanan. "Namun kami mendapat permintaan dari seluruh dunia dari orang-orang yang terinspirasi oleh pameran ini, yang meminta kami, 'Bisakah kami mengunjungi pameran dengan telanjang?'" katanya.
Florian Kahlenberg yang datang dari Munich mengatakan bahwa sangat menarik untuk berjalan-jalan dengan telanjang bulat di museum. "Dari dulu saya selalu ingin melakukannya," katanya.
Pameran ini disebut-sebut yang paling sukses yang pernah dilakukan Museum Leopold. Lebih 100 ribu orang telah mengunjungi pameran ini.
Namun ajakan ketelanjangan museum ini bukan tanpa sandungan. Tahun lalu, mereka terpaksa menutupi bagian vital poster tiga pria telanjang yang dipasang di berbagai penjuru kota untuk mempromosikan acara ini. Pasalnya, warga kota mengeluhkan pemandangan yang dianggap tak senonoh, dimana tiga atlet pria berfoto tanpa selembar benangpun, hanya berkaus kaki warna biru, putih, dan merah serta bersepatu bola.