Malam pengantin atau yang lebih dikenal sebagai malam pertama adalah satu saat yang sangat dinantikan oleh kebanyakan pasangan calon suami istri. Tak jarang event tersebut sengaja diadakan jauh hari sebelum kalian pasangan benar-benar resmi menikah. Satu tujuannya, mereguk indahnya surga dunia; dunia serasa milik berdua, yang lain sekedar ngontrak. Adakah pengalaman unik pembaca?
Berikut ini adalah cerita salah satu calon pasutri yang saling mencintai dan akan segera melangsungkan pernikahan, sebut saja mereka Jena dan Joni. Sehari sebelum mengucap ikrar di pelaminan keduanya sepakat untuk curhat tentang kekurangan masing-masing agar tiada penyesalan kelak di kemudian hari (patut dicontoh).
Jena: “Nah sekarang saat yang tepat untuk saling berkata jujur sebelum semuanya terlambat. Sebenarnya…dadaku rata, selama ini aku pakai payudara palsu buat nutupin kekuranganku. Kalau kau tak suka bilang aja, aku siap nerima resiko pernikahan kita batal,” ujarnya sambil menunduk.
Joni: “Jadi selama ini…? Ahh…sudahlah, aku tetap mencintaimu kok, apa adanya melebihi apapun di dunia. Seks bukanlah hal paling utama dalam perkawinan, tapi cinta kasih yang tulus.”
Jena: Sambil mengucap air mata tanda haru, “Thanks sayangku. Kamu memang seorang gentleman. Lalu, rahasia apa yang musti kuketahui darimu?”
Joni: “Emm…anu…mmm…penisku…eh…kelaminku seperti bayi…ma…maksudku…,” ujarnya terbata-bata.
Jena: “Sst…tak usah kau risaukan. Bagiku cinta kasih yang tulus adalah modal utama, seks cuma bumbu aja.”
Hati Joni gembira sekali mendengarnya, tak ada lagi yang perlu ia khawatirkan. Jena mau menerima dia apa adanya sama sepertia ia menerima Jena.
Akhirnya saat itu pun tiba, malam pertama penuh gelora. Keduanya langsung menuju kamar pengantin demi menunaikan tugas mulia — bercinta. Jena yang memang sudah ngebet segera melucuti pakaiannya lalu lompat ke ranjang. Terlihat dengan jelas oleh Joni dada istrinya memang…memang…sangatlah rata. Sambil tersenyum ia pun menghampiri Jena dan mulai mencumbunya. Ketika suasana mulai memanas Joni segera melepas celana sehingga tampaklah kemaluannya oleh istrinya. Tapi Jena malah histeris dan mendadak pingsan!
Sesaat setelah siuman lalu Jena buru-buru bertanya, “Apa-apaan kau Joni, kau bilang punyamu seperti bayi…???” dengan nada tinggi.
Joni: “Ya khan memang seperti bayi, panjang 45 cm dengan berat 3 kg,” urainya jujur.
Mendengar itu Jena kembali jatuh pingsan dan tak berniat sadarkan diri lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar