Ia adalah putri Khoirul Adib suami Rida warga RT 10 RW 2 Gempolsari Tanggulangin. Rumahnya berjarak sekitar 500 meter dari semburan lumpur itu masuk RS Siti Hajar sejak Selasa 11 April 2011.
Samari paman korban mengaku, kalau hujan, bau gas metan selalu terhirup menyengat. Mulanya korban mengalami sakit batuk, setelah dibawah ke bidan, korban dinyatakan tidak apa.
Sehari kemudian, korban mengalami sakit lagi dan dibawah ke RSUD Sidoarjo. Sehari kemudian korban pulang karena orang tuanya tidak punya biaya.
"Setelah sakit lagi, akhirnya korban dibawah ke RS Siti Hajar Sidoarjo. Warga setempat (Gempolsari red,) akhirnya sepakat urunan untuk membantu biaya pengobatan korban," tuturnya Kamis 14 April2011.
Dalam perawatan di RS Siti Hajar, dokter menyatakan korban terdiagnosa gas metan yang mengakibatkan sesak nafas. ''Tubuh korban yang masih bayi, tak kuat menerima bau gas yang selalui menghantui warga Gempolsari,'' tandasnya menirukan pernyataan dokter.
Sementara itu, setiba dirumah, Adib ayah korban terlihat histeris dan jatuh pingsan begitu melihat anak keduanya itu keluar dari mobil ambulan.
Adib selama ini memang tidak diberitahu keluarga kalau anaknya sakit parah. Keluarganya khawatir Adib yang sakit-sakitan itu, bertambah parah sakitanya. ''Kakak ipar saya itu memang selama ini dikabari kalau korban baik-baik saja. Begitu melihat anaknya meninggal lansung tak sadarkan diri hingga sempat lupa ingatan,'' terang Samari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar