A Long, seorang anak pengidap HIV yang hidup sebatang kara di kaki gunung di daerah Guangxi, China. Kedua orang tuanya udah meninggal akibat digerogoti AIDS. Yang bikin gua miris, orang-orang di kampungnya mengucilkan anak itu, sehingga si A Long (nama anak itu) harus melakukan segala sesuatunya SENDIRI. Mulai dari bangun tidur, mencuci pakaian, memberi makan ayam, anjing, hingga belajar dikerjakan sendiri. Malah si A Long belajar membaca sendiri!
Si Tegar A Long
Satu-satunya yang menemani A Long hanyalah seekor anjing hitam yang bernama Lao Hei. Yah, si anjing memang najis, tapi jauh lebih bermartabat daripada orang-orang desanya yang tega mengucilkannya. Mereka takut kalo keberadaan si A Long bikin desanya tertular wabah AIDS. Satu-satunya sanak keluarga yang dimiliki oleh A Long adalah neneknya. Kadang si nenek datang ke lokasi A Long dikucilkan untuk berkunjung. Kalo sudah begitu, si A Long untuk beberapa saat terbebas dari pekerjaannya sehari-hari dan bebas bermain-main dengan anjing kesayangannya. Itu pun si nenek gak datang tiap hari. Patut disayangkan kalo si A Long tidak tinggal bersama neneknya, bisa jadi si nenek agak takut tertular virus HIV.
Kamar Si A Long yang sederhana banget
Meski di desanya punya klinik, tapi klinik tersebut kadang dokternya gak mau mengobati si A Long. Dulu si A Long sempat kena luka bakar. Dokter kliniknya gak berani mengobatinya. Akhirnya hanya diolesi sendiri oleh A Long pake salep antiseptik. Soal sekolah, pernah si A Long dimasukkan ke sekolah dasar di desanya selama 1 semester. Tapi karena para wali murid keberatan atas keberadaan si A Long dan HIV-nya, akhirnya pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak.
A Long lagi asyik bermain
Yang bikin gua terenyuh adalah ketegaran si A Long. Dia begitu tegar menjalani hidup yang sangat keras untuk anak seumurannya. Mungkin baginya, kehadiran si Lao Hei dan orang-orang baik yang kadang datang mengunjunginya sudah cukup membuatnya bahagia. Makannya pun dia masak sendiri, kadang hanya ditemani oleh nasi dan sayur tanpa garam dan minyak. Bagi A Long, itu sudah cukup. Apalagi dapat kiriman mie dan buah-buahan. Semuanya ia sukuri dengan sepenuh hati.
Anjing Kesayangannya si A Long
Sedang metikin sayuran buat dimasak sendiri
manggul kayu bakar
Ini neneknya
lagi belajar
Santap makan yang sangat sederhana
Mungkin di Indonesia anak semacam A Long juga ada, malah cukup banyak jangan-jangan. Tapi bagi saya, kisah si A Long sudah cukup membuat hati saya bergetar. Saya berharap semoga A Long segera mendapat penanganan yang semestinya. Dan saya berharap gak perlu ada lagi A Long- A Long yang lain di muka bumi ini.
sumber: chinasmack.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar