Jalanan aspal sempit yang berkelok dan menanjak dengan tebing-tebing curam adalah akses menuju Candi Cetho. Rasa was-was terus membayangi karena takut akan terperosok ke jurang. Tetapi semua perasaan itu akan terbayar ketika tiba di kompleks candi nan eksotis itu. Pemandangan alam yang indah begitu memanjakan mata, sejuknya udara pegunungan menemani penjelajahan saya di Candi Cetho.
Begitu menginjakkan kaki di tangga masuk candi, Anda langsung disambut dengan gapura yang menjulang tinggi. Indahnya tak kalah dengan pura-pura di pulau dewata. Dinginya angin yang berhembus membawa pengunjung seolah-olah berada di kayangan. Patung-patung membisu yang berdiri kokoh merupakan bukti sejarah masa lampau.
Kompleks Candi Cetho yang luas ini berada di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah. Candi ini memiliki ukuran panjang 190 m dan lebar 30 m, dan berada di ketinggian 1496 mdpl.
Candi Cetho berlatar belakang Agama Hindu. Pola halamannya berteras dengan susunan 13 teras meninggi ke arah puncak. Bentuk bangunan berteras seperti ini mirip punden berundak pada masa pra sejarah.
Di sini
terdapat Arca Phallus sebagai symbol tempat pemujaan Dewa Siwa. Terdapat
pula susunan batu yang berbentuk Lingga-Yoni yang menyatu dengan
lambang garuda. Bangunan utamanya berbentuk trapesium, berada di undakan
paling atas. Sampai saat ini, Candi Cetho masih digunakan untuk ibadah.
Wangi sesajen yang berupa kemenyan dan bunga yang tertiup angin,
ditambah dengan pekatnya kabut memberikan kesan misterius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar