Ini merupakan upacara Labuhan pertama sejak sepeninggalnya Mbah
Maridjan sebagai juru kunci Gunung Merapi, dan digantikan oleh anaknya.
Tak hanya warga setempat, para wisatawan juga ikut menyaksikan ritual
tahunan ini.
Minggu pagi, 3 Juli 2011 lalu, warga telah memenuhi area lava tour di Pangukrejo, menanti rombongan labuhan untuk segera naik ke atas. Ini merupakan upacara labuhan pertama sejak sepeninggalnya Mbah Maridjan sebagai juru kunci dan digantikan oleh anaknya.
Mas Lurah Surakso Sihono atau yang biasa dipanggil Pak Asih merupakan
juru kunci Merapi yang baru, melanjutkan jejak ayahnya sendiri yaitu
Mbah Maridjan. Memimpin upacara labuhan adalah salah satu dari tugasnya
sebagai juru kunci. Labuhan Alit yang diadakan setiap tahun ini
dilakukan untuk memperingati bertahtanya Sri Sultan Hamengku Buwono X,
dan dilaksanakan setiap tanggal 30 Rajab (penanggalan Jawa).
Berbeda dengan upacara labuhan di Parangkusumo yang dilakukan
langsung setelah prosesi di Kraton, labuhan di Merapi dilakukan satu
hari setelahnya. Setelah prosesi di Kraton, seluruh uba rampe dibawa
oleh utusan dari Kraton kepada Camat Cangkringan. Pada malam harinya
diadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk, baru kemudian pagi hari
berikutnya upacara labuhan dilaksanakan.
Sekitar pukul 06.30 WIB rombongan mulai berjalan ke atas dengan
didampingi tim pengamanan dari relawan Merapi, TAGANA dan SAR. Seluruh
rombongan berjalan menyusuri jalan setapak di kaki Merapi dengan
perlahan dan hati-hati menuju alas Bedhengan, kurang lebih 1,5 km dari
Kinahrejo.
Alas Bedhengan dipilih sebagai lokasi labuhan demi keamanan seluruh
peserta labuhan mengingat lokasi lama di bukit Sri Manganti masih belum
dapat dicapai pasca-erupsi Merapi tahun 2010. Untuk upacara labuhan pada
tahun-tahun berikutnya belum diketahui apakah lokasi akan kembali ke
bukit Sri Manganti ataukah masih di alas Bedhengan, semuanya tergantung
situasi dan kondisi yang ada.
Sesampainya di tempat labuhan, Sang Juru Kunci Merapi dan para abdi
dalem segera memulai prosesi labuhan. Setelah seluruh rangkaian upacara
labuhan dilakukan, para abdi dalem mulai mempersiapkan bungkusan plastik
kecil-kecil berisi nasi dan ayam guna dibagikan kepada seluruh peserta
labuhan. Tidak sedikit wisatawan dari mancanegara yang turut dalam
upacara Labuhan karena prosesi Labuhan Alit telah menjadi agenda tahunan
dan merupakan daya tarik wisata budaya di Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar