uventus meraih mahkota juara Liga Italia ke-28 pada Minggu, dengan
satu pertandingan tersisa. Sukses ini tak lepas dari pemain-pemain yang
berperan besar pada musim 2011/2012.
Siapa sajakah mereka:
Andrea Pirlo (36 pertandingan liga/tiga gol)
Setahun silam, AC Milan memutuskan bahwa masa-masa terbaik pengatur
serangan ini sudah berlalu, dan memilih untuk tidak menawarinya
perpanjangan kontrak.
Faktanya, Pirlo lebih banyak menghabiskan musim itu dengan lilitan
cedera, sehingga ia jauh dari penampilan terbaiknya, dan kehilangan
posisi setelah Milan mendatangkan Mark van Bommel pada bursa transfer
Januari.
Setelah 10 tahun bergelimang kesuksesan dengan seragam merah-hitam, Pirlo dipersilakan pergi dengan status free transfer.
Klub tujuan Pirlo mengejutkan banyak pihak, sebab kini ia telah
melengkapi karirnya dengan bermain di tiga tim terbesar Italia, setelah
menghabiskan masa-masa awal karirnya di Inter Milan.
Ia telah berusia 32 tahun saat bergabung dengan Juventus, yang
berniat membangun kembali tim setelah melalui dua musim yang buruk, di
mana mereka berturut-turut hanya finish di peringkat ketujuh dan gagal
lolos ke kompetisi Eropa.
Gelandang yang rapuh dan menua memang tidak menjadi pilihan utama
bagi Milan, namun Pirlo telah menjadi katalis di balik kesuksesan Juve.
Ia telah membuktikan bahwa dirinya tidak kehilangan satu pun
andalannya, visi atau jangkauan operannya, dan telah menjadi salah satu
pemain terbaik, bukan hanya untuk klubnya, namun di keseluruhan liga.
Pirlo mengatur kecepatan, irama, dan tempo yang dimainkan Juve, dan
membawa rekan-rekan setim di sekelilingnya pada permainan, dan
meletakkan mereka di posisi yang berbahaya.
Arturo Vidal (33 penampilan liga/ tujuh gol)
Gelandang Cili ini mungkin menjadi pembelian terbaik Juve di masa pra
musim. Operator lapangan tengah yang dinamis dan enerjik ini telah
membuktikan nilainya di Bayer Leverkusen di Liga Jerman.
Bagaimanapun, sejarah telah membuktikan bahwa transfer Juve
belakangan ini lebih banyak yang gagal, dan pembelian besar terakhir
mereka dari klub Jerman, Werder Bremen, terhadap Diego benar-benar
merupakan kegagalan.
Setelah awal yang meyakinkan, Diego kesulitan menyesuaikan diri
dengan sistem permainan yang berganti dan tanpa mendapatkan peran vital,
ia dicampakkan setelah menjalani musim yang buruk.
Dampak yang diperlihatkan Vidal, telah menjadi sukses tersendiri,
bukan saja karena banyaknya gol yang ia ciptakan dari lapangan tengah,
meski ia termasuk pemain jangkar.
Ia telah menjalin kerja sama apik dengan Pirlo dan juga Claudio
Marchisio, dalam formasi tiga pemain tengah yang dipakai pelatih Antonio
Conte.
Dan hampir pada tiap pertandingan, Juve mendominasi lawan-lawan mereka di lapangan tengah pada musim ini.
Claudio Marchisio (36 penampilan/sembilan gol)
Seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang merupakan pemain lokal,
gelandang ini telah memberi kontribusi penting bagi kesuksesan Juventus.
Juve tidak memiliki penyerang dominan pada musim ini, dan fakta bahwa
hanya Alesandro Matri, dengan sepuluh gol liga, yang mampu mencapai dua
dijit, membuat sang penyerang sangat jauh dari posisi pencetak gol
terbanyak liga.
Tetapi Marchisio telah mencetak sembilan gol dari lapangan tengah,
dan berpadu dengan Vidal, mereka berdua telah menjadi sangat vital.
Faktanya, dua gol Marchisio saat mereka menang 2-0 atas AC Milan pada awal Oktober, adalah salah satu titik balik di musim ini.
Tipe permainan Marchisio serupa dengan gelandang Chelsea, Frank
Lampard. Meski ia tidak memiliki kekuatan yang sangat mengagumkan, namun
kecerdikan pemain ini telah menjadi salah satu kekuatannya.
Pemahamannya terhadap pertandingan, pengaturan waktu untuk berlari
dan menemukan ruang, menjadikan Marchisio seorang master di lapangan
tengah.
Gianluigi Buffon (35 penampilan/0 gol).
Kiper Italia ini absen pada sebagian besar pertandingan musim lalu
karena cedera serius, absennya Buffon membuat Juve kehilangan salah satu
pemimpin di lini belakang.
Di saat ia tidak begitu spektakuler di musim ini, kehadirannya sangat membawa rasa aman bagi pemain-pemain belakang Juventus.
Pengalamannya telah menjadi sangat penting, sehingga Buffon sering
ditunjuk sebagai kapten, di saat kapten utama klub, Alessandro Del
Piero, lebih sering menghuni bangku pemain cadangan.
Mengatur para pemain belakang yang berada di depannya, Buffon telah
menjadi acuan dan sosok vital pada barisan pertahanan terbaik di liga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar