Pemerintah mulai bersikap lebih keras supaya ada kekisruhan sepakbola
nasional segera diselesaikan. Dikatakan Menpora Andi Mallarangeng,
subsidi untuk timnas dihentikan sementara.
Hal itu disampaikan Andi kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta, hari Selasa (6/3/2012) siang. Meski tidak menyebut jumlahnya, tapi pihaknya memutuskan mengembargo subsidi untuk timnas (PSSI).
Hal itu disampaikan Andi kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta, hari Selasa (6/3/2012) siang. Meski tidak menyebut jumlahnya, tapi pihaknya memutuskan mengembargo subsidi untuk timnas (PSSI).
Pemerintah memutuskan
tidak memfasilitasi timnas timnas betul-betul bisa dibentuk dengan
putra-putra terbaik bangsa. Macam-macam, termasuk dalam hal pendanaan.
Putusan itu sudah dilaporkan kepada
presiden. Hal itu masih dalam kewenangan pemerintah, dan
bukan sebuah campur tangan atau intervensi, sebagaimana tidak
dikehendaki oleh FIFA.
"Pemerintah juga punya wewenang dalam arti misalnya timnas. Sebab timnas dibentuk karena abaikan putra-putra terbaik bangsa yang lain.Maka timnas itu bukan timnas yang terbaik, karena dibentuk atas dasar diskriminasi dan atas dasar apapun termasuk dimana itu berasal."
Ditanya sampai kapan "embargo" subsidi itu akan dilakukan, Andi mengatakan "sampai pemerintah bisa diyakinkan oleh PSSI bahwa timnas yang dibentuk adalah timnas yang merepresentasikan betul putra-putra terbaik bangsa".
Andi juga tidak menyebutkan berapa anggaran buat PSSI yang ditahan sementara itu. Namun ia menekankan bahwa dana tersebut lebih yang terkait pada urusan tim nasional.
"Ya bagaimana pemerintah mau men-support timnas kalau hanya berasal atau diambil dari satu klub saja? Pemain terbaik yang ada di klub lain, berkompetisi yang dianggap tidak diakui kemudian tidak digunakan. Hasilnya timnas tidak terbaik dan hasilnya seperti dengan Bahrain itu," tambah Andi.
"Yang kita dorong itu sebenarnya rekonsiliasi. Kita dorong bagaimana menyelesaikan semua ini. Yang kami sarankan adalah, dualisme ini diselesaikan. Kalau bisa dilebur, bagus sekali. Kalau bisa berada di bawah PSSI. PSSI mengakui ISL dan ISL mengakui PSSI. Dengan begitu yang terbaik dan berasal dari manapun tanpa ada diskirimasi suku ras agama asal klub dan lain-lain."
Ditanya apakah pihaknya nanti dibilang melakukan intervensi, Andi mengatakan bahwa upaya-upaya lain tetap dilakukan, salah satunya mendukung mediasi dengan pihak-pihak terkait.
"Bersama Ketum KONI, mediasi jalan terus. Di samping itu ada opsi arbritasi yang ada kewenangan pemerintah. Ini yang membentuk berhubungan dengan fasilitasi pemerintah. Sekali lagi, kami tidak melakukan intervensi dan menjadi kewenangan pemerintah,” tukasnya.
Beberapa bulan setelah kongres dan terpilih kepengurusan baru, konflik di tubuh PSSI tak kunjung mereda. Presiden Susilo Banbang Yudhoyono meminta PSSI jangan terus sibuk berantem dan mulai memprioritaskan kepentingan bangsa.
"Pemerintah juga punya wewenang dalam arti misalnya timnas. Sebab timnas dibentuk karena abaikan putra-putra terbaik bangsa yang lain.Maka timnas itu bukan timnas yang terbaik, karena dibentuk atas dasar diskriminasi dan atas dasar apapun termasuk dimana itu berasal."
Ditanya sampai kapan "embargo" subsidi itu akan dilakukan, Andi mengatakan "sampai pemerintah bisa diyakinkan oleh PSSI bahwa timnas yang dibentuk adalah timnas yang merepresentasikan betul putra-putra terbaik bangsa".
Andi juga tidak menyebutkan berapa anggaran buat PSSI yang ditahan sementara itu. Namun ia menekankan bahwa dana tersebut lebih yang terkait pada urusan tim nasional.
"Ya bagaimana pemerintah mau men-support timnas kalau hanya berasal atau diambil dari satu klub saja? Pemain terbaik yang ada di klub lain, berkompetisi yang dianggap tidak diakui kemudian tidak digunakan. Hasilnya timnas tidak terbaik dan hasilnya seperti dengan Bahrain itu," tambah Andi.
"Yang kita dorong itu sebenarnya rekonsiliasi. Kita dorong bagaimana menyelesaikan semua ini. Yang kami sarankan adalah, dualisme ini diselesaikan. Kalau bisa dilebur, bagus sekali. Kalau bisa berada di bawah PSSI. PSSI mengakui ISL dan ISL mengakui PSSI. Dengan begitu yang terbaik dan berasal dari manapun tanpa ada diskirimasi suku ras agama asal klub dan lain-lain."
Ditanya apakah pihaknya nanti dibilang melakukan intervensi, Andi mengatakan bahwa upaya-upaya lain tetap dilakukan, salah satunya mendukung mediasi dengan pihak-pihak terkait.
"Bersama Ketum KONI, mediasi jalan terus. Di samping itu ada opsi arbritasi yang ada kewenangan pemerintah. Ini yang membentuk berhubungan dengan fasilitasi pemerintah. Sekali lagi, kami tidak melakukan intervensi dan menjadi kewenangan pemerintah,” tukasnya.
Beberapa bulan setelah kongres dan terpilih kepengurusan baru, konflik di tubuh PSSI tak kunjung mereda. Presiden Susilo Banbang Yudhoyono meminta PSSI jangan terus sibuk berantem dan mulai memprioritaskan kepentingan bangsa.
Kemarin Presiden SBY secara terbuka
mengeluhkan kekisruhan yang masih terjadi di dunia sepakbola nasional,
yang kendalinya ada di PSSI.
"Tidak betul sepakbola kita terus menurun. Tapi saya sangat prihatin dgn kejadian akhir-akhir ini. Ribut, ricuh yang berselsih adalah para pengurus organisasi olahraga sendiri," kata Presiden SBY di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/3/2012).
"Tapi 'kan tidak bisa terus begini. Pengurus PSSI tolong dengarkan suara rakyat, mosok terus sibuk berantem? Dukungan rakyat jangan dihadiahi konflik yang tak habis-habisnya. Utamakan kepentingan bangsa."
"Tidak betul sepakbola kita terus menurun. Tapi saya sangat prihatin dgn kejadian akhir-akhir ini. Ribut, ricuh yang berselsih adalah para pengurus organisasi olahraga sendiri," kata Presiden SBY di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/3/2012).
"Tapi 'kan tidak bisa terus begini. Pengurus PSSI tolong dengarkan suara rakyat, mosok terus sibuk berantem? Dukungan rakyat jangan dihadiahi konflik yang tak habis-habisnya. Utamakan kepentingan bangsa."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar