Tarian
adat NTT yang khas adalah Tari Caci. Sangat heroik dan menegangkan
merupakan taradisi Manggarai. Tari Caci atau tari perang Ini juga
sampai sekarang masih dipertahankan oleh para kaum muda Manggarai, ini
terlihat dari Mahasiswa Manggarai, Flores, Nusa Teng- gara Timur (NTT)
menampilkan Tarian Caci di Lapagam SADAR beberapa bulan lalu. Dikatakan
heroik karena tarian tradisional ini hampir selalu merupakan pertarungan
berdarah.
Di
daerah asal, Manggarai (sebuah kabupaten di bagian barat Pulau Flores,
NTT), caci merupakan pertarungan antara dua orang pria, satu lawan
satu, secara bergantian. Dalam caci ada
pihak yang memukul (paki) lawannya dengan menggunakan larik (pecut)
atau tali terbuat dari kulit kerbau yang sudah kering dan lawan yang
dipukul menangkis (ta'ang) dengan menggunakan Nggiling (perisai, juga
terbuat dari kulit kerbau) dan tereng/agang atau busur yang terbuat
dari bambu. Memukul dilakukan secara bergantian.
Dalam
pertarungan caci kemarin, beberapa peserta tampak terluka hingga
berdarah di bagian lengan dan punggung. Namun, luka karena Caci bagi
orang Manggarai merupakan kebanggaan seumur hidup dan sebuah fenomena tanpa rasa dendam. (floresiensis.blogspot.com/rmb)
Di
sana tarian caci yang secara bebas diartikan menguji (ketangkasan) satu
lawan satu, biasanya hanya dipentaskan dalam acara khusus, seperti
upacara penti atau hang woja (syukuran hasil panen), penyambutan tamu
kehormatan atau upacara-upacara adat lainnya, seperti paca wina
(belis). Juga untuk memeriahkan pentahbisan imam dan sebagainya.
Biasanya, pertarungan caci dilakukan antar desa/kampung. Bagi orang
Manggarai, pementasan caci merupakan pesta besar dimana desa
penyelenggara memotong kerbau beberapa ekor untuk makanan para peserta
atau siapa pun yang me- nyaksikan caci, secara gratis.
Caci
mengandung makna kepahlawanan dan keperkasaan. Namun dalam caci,
keperkasaan tidak harus dilakoni lewat kekerasan namun juga lewat
kelembutan yang ditunjukkan dalam gerakan-gerakan yang bernuansa seni.
Tarian Caci diiringi bunyi gendang dan gong serta nyanyian para
pendukungnya.
Pihak
yang memukul tidak harus mendapat giliran menangkis. Posisinya bisa
diganti orang lain. Pihak lawan biasanya tak memprotes. Di sini
terlihat aspek lain yakni kerelaan untuk berkorban. Semuanya dihayati
dalam suasana penuh kekeluargaan dan kebersamaan.
Bagian
badan yang boleh dipukuli meliputi bagian pusar ke atas hingga wajah.
Seorang penari caci dinyatakan kalah bila pukulan larik mengenai bagian
wajah hingga luka atau berdarah. Jika ini terjadi maka penari bersangkutan
harus diberhentikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar