Aliansi Soehartois Patriot Pelopor Pembangunan Republik Indonesia (ASPPPRI) menilai, penyebutan Bandara Soeta untuk Bandara Internasional Soekarno Hatta merupakan pelecehan atas simbol kebangsaan, yakni Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno-Hatta.
Pada awal pemerintahannya Presiden Soeharto dulu memberikan nama `Bandara Soekarno-Hatta` tanpa disingkat seperti itu untuk nama Bandara Internasional Cengkareng yang menjadi gerbang utama internasional Indonesia dan menjadi kebanggaan nasional hingga sekarang.
Pemberian nama itu, merupakan penghargaan yang mulia untuk kedua sosok Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, Bung Karno dan Bung Hatta.
Peneliti senior ISN, Ade Reza Hariyadi mempertanyakan maksud pencatutan nama "Soeta" itu, apakah hanya karena alasan teknis untuk menyingkat nama Soekarno-Hatta, atau memang memiliki makna-makna terselubung memberangus simbol-simbol kebangsaan.
Hal ini bisa saja satu paket dengan upaya penghilangan Pendidikan Pancasila dari kurikulum pendidikan nasional, tidak ada upacara bendera dan hormat bendera di sekolah-sekolah, dan masih banyak lagi.
Di harapkan pemerintah melalui institusi yang kompeten, agar bisa memberi pencerahan kepada publik, dan mengingatkan cara-cara `pencatutan` nama-nama atau simbol-simbol kebangsaan, bertentangan dengan hatinurani kaum pejuang bangsa. Atau, kalau memang Pemerintah berniat tidak mau lagi menggunakan istilah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, silakan saja cari nama lain yang sesuai selera rezim ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar