Rumah bernomor ganjil itu
Rumah bernomor ganjil di Jalan Rusli Hakim, Pejaten, Pasar Minggu itu terlihat kumuh dan tidak terawat. Di dinding pagar penuh dengan grafiti. Sementara di sampingnya berdiri sebuah mini market modern sekaligus cafe. Di belakangnya, rumah tetangga bertingkat dua terlihat lebih apik. Hanya rumah ini saja yang seperti rumah hantu.
Jika saja rumah ini terawat, tentunya tidak akan kalah dengan rumah-rumah di sekitarnya. Selain halamannya luas, arsitektur rumah tinggal ini termasuk elegan. Sesuai dengan tatanan lingkungan elit di Pejaten itu. Di depan dan sampingnya terbentang Jalan Raya Rusli Hakim dan Jl Siaga yang dipenuhi kendaraan lalu-lalang.
Siapa sangka rumah yang kosong itu ada penghuni. Menurut masyarakat setempat, kalau malam lampunya padam dan kalau siang rumah tua ini tergembok rapi, seperti rumah yang lama ditinggal empunya. Akan tetapi kenyataannya, di dalamnya tinggal seorang wanita paruh baya dengan seorang anak berusia 5 tahun.
Sehari-hari wanita yang berinisial P, 41 th, berprofesi sebagai pemulung, dan Ia sebenarnya adalah salahsatu pewaris dari rumah itu, dan ibu anak yang dirawat P adalah pewaris lainnya. Ibu angkatnya yang merupakan keturunan Jepang meninggal 2 tahun yang lalu, ia tidak meninggalkan harta apa-apa selain rumah, kata Pak Z tokoh masyarakat setempat, harta ibu angkatnya dikuras habis oleh mantan suaminya berinisial Mh, yang menikahinya secara sirri.
Ibu angkat dari P ( sebut saja Izah) adalah isteri ke-4 dari Mh. Puas menguras harta Izah, Mh pun meninggalkan ibu angkat P itu. Dan tidak lama ibu Izah juga meninggal dunia.
Menurut cerita Pak Z, Mh awalnya adalah pemborong rumah itu. Karena Izah seorang janda yang baru ditinggal oleh RH, pemborong rumah yang saat itu sudah punya isteri 3, berusaha memikat sang empunya rumah. Entah ‘pelet’ apa yang Ia pakai, si empunya rumah pun jatuh ‘ke pelukan’ si pemborong, kejadian itu berlangsung 1978.
Meski dinikahi sirri, Izah dan Mh tetap berharap punya anak. Menunggu beberapa tahun, namun harapan tak terkabul juga, akhirnya mereka mengadopsi anak terlantar dari sebuah rumah sakit yang tidak jauh dari tempat mereka tinggal. Itulah dia Ma,37 th, si ibu dari anak yang diasuh oleh P.
Sementara Ma sendiri kini sedang direhabilitasi di sebuah panti, ia mengalami gangguan jiwa karena diperkosa sebanyak 5 kali sejak ia SMP. Bahkan Si Pemerkosa ke-5, seorang penjual Mie Ayam keliling berhasil membuahkan seorang anak, sebut saja Planet, 5 tahun. P-lah yang sehari-hari merawat Planet sejak ibunya dipantikan.
Sedangkan P, adalah anak yang diadopsi di zaman suami sebelum Mh yaitunya Pak RH yang juga punya isteri di tempat lain. Pak RH-lah sebenarnya mengupahkan membangun rumah itu ke Mh, ketika itu pasangan RH dan Izah mengontrak tidak jauh dari situ. Setelah RH meninggal sementara rumah itu baru pondasi, selanjutnya bukan saja memperbaiki rumah yang menjadi tanggungan Mh tapi juga sekalian jandanya.
Di sini pulalah kisah dimulai, ketika semuanya meninggal; RH, Mh dan terakhir Izah. Rumah itu menjadi tanggungjawab P dan Ma yang nota bene adalah anak angkat resmi Izah semuanya didukung surat adopsi. Ia menjadi pewaris terkait juga surat wasiat dari Izah sebelum meninggal.
Tapi dalam perjalanan waktu, P dan Ma tidak bisa memberlakukan rumah itu seperti miliknya, meski ia bisa menempati rumah itu. Ujug-ujug datang anak RH dari isteri lain (bukan Izah) berinisial Az, yang seorang angkatan (sekarang sudah mantan) dan beristeri seorang wakil rakyat (sekarang sudah mantan). Dengan alasan rumah itu dibangun saat bapaknya (RH) ada, jadi ia juga berhak mewarisi sebagian dari rumah itu.
Sengketa itu berlanjut ke pengadilan dan dimenangkan oleh P dan Ma, karena didukung oleh surat wasiat dari Izah tentang warisan rumahnya. Meskipun di atas kertas P dan Ma adalah pewaris, tapi penguasaan berada di tangan Az. Surat keputusan pengadilan dan sertifikat rumah ada pada Az yang berdomisili di Jakarta Timur.
“Jadi P dan Ma tidak bisa menjual rumah itu karena surat dikuasai oleh Az yang kerap mengintimidasinya. Padahal P yang sehat akal dan pisiknya pengen rumah itu dijual dan membeli rumah kecil untuk mereka bertiga dan sisanya buat modal hidup,” jelas Pak Z.
Akan tetapi karena tidak bisa, tutur Pak Z, untuk bertahan hidup ia harus memulung. P seperti ayam di lumbung, tapi mati kelaparan. Sementara saudara angkatnya meninggalkan anak bersama karena ia harus pula mendapat perawatan karena sakit jiwanya.
Karena itu pulalah Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa (LKC-DD) bersentuhan dengan masalah ini. Anak yang dirawat P, Planet mengalami gizi buruk dan busung lapar. Meski sudah 5 tahun ia hanya bisa tertidur dan kerap ditinggal pergi oleh P di rumah kosong bernomor ganjil itu karena ia harus memulung.
Anak ini sebenarnya sudah diobati oleh Puskesmas di kawasan itu, beberapa pekan lalu. Kebetulan jam 2 malam (dinihari) P tertangkap tangan oleh Pak RW ketika memulung mengendong anak malam-malam. Pak RW memberikan teguran dan mendesak P untuk menceritakan tentang keadaan mereka. Setelah mendengar kisah P, esok harinya Pak RW mendatangi Pak RT dan terus ke kelurahan dan Puskesmas.
Karena merasa kecolongan akhirnya pihak Puskesmas dan Kelurahan bertindak cepat untuk mengobati Planet. Tim medis langsung turun menimbang dan memberikan makan tambahan untuk perbaikan gizi Planet. Namun ternyata hal itu tidak cukup, Planet ternyata harus dirawat itensif di rumah sakit, dari Puskesmas sudah diberikan rujukan dan harus segera dirawat.
Hal itu pula alasannya Pak RW meminta bantuan LKC Dompet Dhuafa yang langsung segera dengan ambulan untuk mengevakuasi Planet. Hanya saja setelah sampai di sana, Rabu (11/1/2012) sore, LKC tidak menemukan Planet, karena ia pergi dibawa oleh P entah kemana.
Sementara itu LKC Dompet Dhuafa sudah berkoordinasi dengan Sekjend KPAI (M. Ihsan), SOS Children (Ilma), Anak Emas dan Dongeng Ceria (Kak Iman Surahman) dan aktivis perlindungan anak lainnya untuk bersama-sama membantu si anak setelah kesehatannya dibantu LKC. Sayang planet beredar dan belum ditemukan sampai saat ini. Pak RW dan jajarannya sedang melakukan pencarian untuk segera memberikan solusi bagi kehidupan Planet. Semoga segera ditemukan.
*Nama dan sumber sengaja disamarkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar