Kegembiraan Pemain Arema Indonesia Usai Mencetak Gol (Foto: Apry Aje)
Usai
pertandingan Arema IPL melawan Semen Padang, perwakilan Ancora Fanda
Soesilo mengatakan jika disepakatinya MoU antara PSSI dan KPSI (Komisi
Penyelamat Sepakbola Indonesia) yang menegaskan tidak ada dualisme
rupanya juga akan berdampak. Masih akan, karena baik kedua Arema masih
belum melakukan upaya pendekatan.
Namun, dari keterangan Arema IPL
dan Arema Indonesia, keduanya sudah memberikan isyarat terbuka tentang
wacana rekonsiliasi. "Musim depan Arema satu dan kita akan bersatu,"
tegas Fanda Soesilo.
Arema IPL, Dukungan Suporter Minim Tapi Dana Melimpah (Foto: Abi)
Bisa
jadi keinginan Fanda Soesilo ini akibat dari Arema IPL yang terlalu
banyak 'dimanfaatkan' oleh PSSI dan LPIS sehingga mereka merasa jengah
dan bosan terhadap perlakuan dari lembaga yang mengurusi sepakbola
Indonesia itu. Karena itu, isyarat untuk pindah ke Indonesia Super Liga
di musim mendatang atau apapun nama kompetisinya menjadi wacana yang
paling mungkin terjadi.
Tidak diperoleh informasi bagaimana
langkah kongkrit dari pihak Arema IPL untuk bersatu dengan Arema
Indonesia. Sebab tidak ada keterangan lebih lanjut usai pertandingan
kemarin. "Untuk ke arah sana memang belum, nanti kita akan pikirkan,
yang jelas bagaimanapun, musim depan Arema hanya satu," ungkap Fanda.
Selebrasi Barisic, Penonton di Belakang Barisic Sepi (Foto: Abi)
Sementara
itu, Media Officer Arema Indonesia sangat santai menanggapi ajakan
islah dari kubu Arema IPL. Sudarmadji mengatakan tidak akan menutup
pintu bagi rekonsiliasi Arema. "Arema sangat terbuka dengan siapapun.
Namun tentunya ada pembicaraan yang mengedepankan perjalanan fakta,
legitimasi, dan rasa memiliki terhadap Arema. Dan itu yang harus
dibangun bersama-sama," jelas dia.
Sudarmadji juga menjelaskan
jika keinginan Arema satu sudah diinginkan semua pihak, sehingga dirinya
pun berharap Arema satu. "Keinginan bersatu adalah sebuah harapan,"
ujarnya.
Arema IPL sendiri punya segudang dana yang membuat
perjalanan tim seimbang dari segi dana. Namun mereka tidak punya salah
satu syarat lagi untuk menjadikan sepakbola industri yaitu dukungan
super fanatik dari Aremania. Meski ada beberapa Aremania yang tetap
datang ke stadion, namun prosentasenya masih terbilang sangat kecil
dibandingkan dengan ukuran stadion itu sendiri.
Dzumafo Cs Selalu Berlaga Dengan Puluhan Ribu Suporter Di Kanjuruhan (Foto; Apry Aje)
Sementara
itu, Arema Indonesia seperti didirikan tahun 1987. Masalah dana menjadi
urusan klasik yang membelit klub berlogo Singa itu. Namun, Arema
Indonesia yang berkompetisi di Indonesia Super Liga punya Aremania yang
rasa memiliki terhadap klub yang berulang tahun ke 25 itu sangat besar.
Jika
dana dan dukungan suporter digabung, maka akan tercipta sebuah klub
profesional yang sudah mengarah ke sepakbola Industri yang dahsyat.
"Akan banyak kajian, akan banyak pembicaraan, akan banyak penyadaran
agar Arema ke depan semakin kuat," tutup Sudarmadji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar