Para arkeolog telah menemukan sisa-sisa pondasi
gedung teater yang dulu digunakan untuk menggelar naskah drama William
Shakespeare di masa awalnya berkarya.
Sebagian pondasi Gedung teater, yang pertama kali dibuka pada 1577, ditemukan di belakang sebuah pub di wilayah Shoredith, London Timur, Inggris.
Reruntuhan pondasi yang bersejarah ini ditemukan secara tak sengaja saat para tim arkeolog sedang mengerjakan proyek penggalian terkait keberadaan gedung teater itu.
Setelah dikonservasi, situs arkeologi ini akan dibuka untuk umum dan akan dibangun panggung teater yang menyerupai bangunan aslinya di sekitar situs pondasi.
Tim arkeolog dari Musium Arkeologi London menemukan reruntuhan pondasi itu di halaman rumah seseorang yang dibatasi dinding bangunan sebuah galeri, saat penggalian situs itu dimulai Oktober 2011 lalu.
""Ini adalah situs fantastis yang memberi kita wawasan tentang gedung teater yang dulu digunakan untuk menggelar karya Shakespeare di tingkat awal," kata pimpinan tim arkeolog, Chris Thomas.
Kalangan sejarawan Inggris meyakini, gedung teater ini dioperasikan seseorang bernama James Burbage, dan dijadikan tempat pentas naskah drama Shakespeare di masa awalnya berkarya, dua tahun sebelum Teater Globe dibuka.
Sebagian pondasi Gedung teater, yang pertama kali dibuka pada 1577, ditemukan di belakang sebuah pub di wilayah Shoredith, London Timur, Inggris.
Reruntuhan pondasi yang bersejarah ini ditemukan secara tak sengaja saat para tim arkeolog sedang mengerjakan proyek penggalian terkait keberadaan gedung teater itu.
Setelah dikonservasi, situs arkeologi ini akan dibuka untuk umum dan akan dibangun panggung teater yang menyerupai bangunan aslinya di sekitar situs pondasi.
Tim arkeolog dari Musium Arkeologi London menemukan reruntuhan pondasi itu di halaman rumah seseorang yang dibatasi dinding bangunan sebuah galeri, saat penggalian situs itu dimulai Oktober 2011 lalu.
""Ini adalah situs fantastis yang memberi kita wawasan tentang gedung teater yang dulu digunakan untuk menggelar karya Shakespeare di tingkat awal," kata pimpinan tim arkeolog, Chris Thomas.
Kalangan sejarawan Inggris meyakini, gedung teater ini dioperasikan seseorang bernama James Burbage, dan dijadikan tempat pentas naskah drama Shakespeare di masa awalnya berkarya, dua tahun sebelum Teater Globe dibuka.
Penemuan penting
Keberadaan teater ini kemudian hilang dari catatan sejarah
pada 1622, walaupun tetap digunakan sampai Perang Saudara di tanah
Inggris, 20 tahun kemudian.
Diyakini di atas situs pondasi yang baru ditemukan itu, karya penting Shakespeare seperti Romeo dan Juliet pernah dipentaskan.
"Ini adalah salah satu penemuan penting terkait sosok dan eksistensi Shakespeare dalam tahun-tahun terakhir ini," kata juru bicara pihak yang bertanggungjawab atas keberadaan situs arkeologi ini.
Walaupun pondasi bangunan gedung teater ini sudah diketahui, di mana letak persis dan seperti apa bentuk asli gedung teater masih tetap tanda-tanya.
Rencananya pihak yang bertanggungjawab atas keberadaan situs arkeologi ini akan bekerja sama dengan Musium Arkeologi Inggris untuk melakukan berbagai upaya lanjutan, termasuk membangunan bangunan teater di sekitar situs tersebut.
"Dan nantinya kita buka untuk umum," lanjutnya.
Bagaimanapun, penemuan reruntuhan pondasi gedung teater yang dibangun pada abad 14 ini menimbulkan kekaguman berbagai kalangan.
Direktur seni Royal Shakespeare Company Michael Boyd mengatakan: "Walaupun bangunan kayunya tak ada lagi, saya ingin menyentuh lumpur dan bebatuan di situs itu, agar dapat merasakan langsung kehadiran Shakespeare melalui karya-karya awalnya, termasuk maha karyanya yang kelak berdampak luas."
Penggalian arkeolgis di areal situs tersebut akan dilanjutkan pada akhir tahun ini.
Diyakini di atas situs pondasi yang baru ditemukan itu, karya penting Shakespeare seperti Romeo dan Juliet pernah dipentaskan.
"Ini adalah salah satu penemuan penting terkait sosok dan eksistensi Shakespeare dalam tahun-tahun terakhir ini," kata juru bicara pihak yang bertanggungjawab atas keberadaan situs arkeologi ini.
Walaupun pondasi bangunan gedung teater ini sudah diketahui, di mana letak persis dan seperti apa bentuk asli gedung teater masih tetap tanda-tanya.
Rencananya pihak yang bertanggungjawab atas keberadaan situs arkeologi ini akan bekerja sama dengan Musium Arkeologi Inggris untuk melakukan berbagai upaya lanjutan, termasuk membangunan bangunan teater di sekitar situs tersebut.
"Dan nantinya kita buka untuk umum," lanjutnya.
Bagaimanapun, penemuan reruntuhan pondasi gedung teater yang dibangun pada abad 14 ini menimbulkan kekaguman berbagai kalangan.
Direktur seni Royal Shakespeare Company Michael Boyd mengatakan: "Walaupun bangunan kayunya tak ada lagi, saya ingin menyentuh lumpur dan bebatuan di situs itu, agar dapat merasakan langsung kehadiran Shakespeare melalui karya-karya awalnya, termasuk maha karyanya yang kelak berdampak luas."
Penggalian arkeolgis di areal situs tersebut akan dilanjutkan pada akhir tahun ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar