Selasa, 03 Mei 2011

Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya Cirebon

Keberadaan Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya di Desa Kertawinangun Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon nyaris tak pernah disentuh. padahal konon menurut kepercayaan penduduk setempat mempunyai sejarah yang begitu kuat sekaligus obat untuk awet muda.. hehehe.. simak az gaaaan..


Kisah Mistis | Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya Cirebon, Dipercaya Obat Awet Muda

Padahal Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya tak pernah lepas dari sejarah perkembangan Islam di tanah Cirebon. Apalagi Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya memiliki keunikan karena airnya yang tak pernah kering.

Juru Kunci Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya, Raden Mas Suparja mengisahkan, pada abad 15, wilayah Cirebon dilanda kekeringan yang sangat hebat. Kekeringan tersebut hampir melanda seluruh wilayah Cirebon.

Guna mengatasi persoalan tersebut, sejumlah ki gede dan pangeran dari Keraton Cirebon berkumpul mencari solusi krisis air. Ketiga ki gede masing-masing Pangeran Matangajimat, Pangeran Jakatawa dan Pangeran Mancur Jaya akhirnya sepakat untuk mencari sumber mata air.

Selain mencari sumber mata air, ketiga pangeran itu pun terus menyebarkan ajaran agama Islam ke seluruh pelosok Cirebon. Dalam perjalanannya ketiga pangeran itu sampai ke wilayah barat Cirebon dan menemukan sebuah pohon.

Belakangan diketahui pohon tersebut disebut-sebut tempat berteduhnya Pangeran Cakrabuana atau Pangeran Walangsungsang yang juga dikenal Mbah Kuwu Cirebon.

Saat berada di lokasi tersebut ketiga pangeran terkejut melihat fenomena alam berupa rembesan air yang keluar dari bawah pohon tersebut. Ketiga pangeran itu pun kemudian mencari sumber air rembesan. Namun tak juga ditemukan. Akhirnya mereka sepakat semedi dan berdoa meminta petunjuk.

Saat itulah terdengar suara tanpa wujud yang menyuruh ketiga pangeran untuk mengangkat kayu tersebut dan mengetukkannya ke tanah. Bunyi kayu yang mengenai tanah tersebut berbunyi ‘tuk’. Sehingga kemudian daerah tersebut dikenal dengan nama Desa Tuk.

Selain menimbulkan bunyi ‘tuk’ yang jadi cikal bakal nama sebuah desa di Cirebon, ketukan kayu ke tanah juga berhasil menyemburkan sumber mata air. Kehadiran sumber air tersebut sekaligus menjadi jawaban krisis air yang terjadi di wilayah Cirebon.

Lebih lanjut Raden Mas Suparja menambahkan, kehadiran sumber mata air tersebut kemudian menjadi sebuah media penyebaran Islam. Pasalnya, Pangeran Mancur Jaya meminta warga setempat untuk membaca syahadat dan salawat sebelum mengambil air.

Guna melestarikan penemuan balong keramat tersebut, masyarakat sekitar khususnya Desa Tuk dan Desa Kertawinangun, hingga kini terus memperingatinya dengan menggelar upacara adat setiap tanggal 19 bulan Maulud bertepatan dengan ditemukannya balong keramat pertama kalinya.

Sebagian warga bahkan percaya sumber mata air yang tak pernah kering ini memiliki kekuatan magis untuk awet muda. Sayangnya, karena kurangnya sosialisasi dari Pemkab Cirebon, keberadaan Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya hanya dipadati pengunjung setahun sekali. Selebihnya Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya lebih banyak menjadi cerita warga sekitarnya.