Senin, 11 Juni 2012

Terapi Lintah Ampuh Sembuhkan Berbagai Penyakit

 

OLEH sebagian besar orang, lintah sering dianggap sebagai binatang penghisap darah yang menjijikkan. Namun di Nganjuk, Jawa Timur, binatang lintah justru dimanfaatkan sebagai media atau alat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Seperti apa pengobatan alternatif dengan lintah tersebut?

Sudah beberapa tahun ini pengobatan alternatif dengan media lintah dikenalkan oleh Ustad Qomarudin, salah seorang guru di pondok pesantren As-Shidiq, di Desa Selorejo, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Kini, meski Ustad Qomarudin telah tiada, layanan pengobatan lintah tetap dijalankan dan diteruskan oleh Mahrussoleh, putranya yang juga pengajar di Pondok Pesantren As-Shidiq.

Hampir setiap hari, sejumlah orang dengan berbagai keluhan penyakit berdatangan untuk mencoba terapi lintah ini. Mulai dari penyakit yang berat hingga penyakit yang ringan, seperti kencing manis, kolesterol, darah tinggi, asam urat, stroke, sakit kulit, dan masih banyak lagi.

Meski demikian, pasien terapi lintah tak bisa sebanyak terapis dengan media lain, sebab kebanyakan orang memang takut dan jijik dengan binatang yang satu ini.

Cara terapi dengan lintah juga tidak terlalu sulit, yaitu binatang lintah hanya tinggal diletakkan saja pada bagian tubuh yang sakit, seperti di kaki, tangan, perut, leher, dan lainnya.

Lalu, perlahan tapi pasti, lintah akan menggigit kulit dan menyedot darah kotor pada bagian tubuh yang sakit tadi.

Tak hanya sekadar menyedot darah kotor saja, pada saat penyedotan darah berlangsung, lintah juga menyemburkan air liurnya ke dalam tubuh yang sakit.

Nah, air liur lintah itulah yang konon mampu menetralisir penyakit dalam tubuh sehingga darah semula beku berubah menjadi cair atau lancar dan tubuh menjadi segar.

Karena bentuk binatang ini menjijikan, kebanyakan pasien yang datang adalah pasien yang sudah frustasi atau sudah bertahun-tahun berobat ke dokter tapi tak kunjung sembuh.

Bahkan, tidak sedikit di antaranya yang sudah lumpuh atau kakinya nyaris diamputasi. Karena ketakutan, pasien tersebut nekat datang, dan berobat dengan media lintah ini.

Dan hasilnya, sudah tak terhitung lagi, sangat banyak pasien mengaku kemudian sembuh dengan pengobatan lintah ini.

Salah satunya adalah Rahmat (30), pria asal Kediri sudah 10 tahun menderita sakit eksim pada kakinya. Kesal karena berobat pada dokter tak kunjung sembuh, Rahmat nekat berobat dengan media lintah. Hasilnya, baru dua kali berobat sakit eksim di kakinya langsung sembuh total.

“Bagi yang belum pernah mencobanya, berobat dengan media lintah memang terasa jijik dan menakutkan,” kata salah seorang pasien, Rahmat.

“Namun setelah dicoba, ternyata tidak seperti yang kita bayangkan, bahkan rasa sakitnya pun konon hanya seperti digigit semut saja,” sambung Rudi, penderita kolesterol tinggi.

Mahrussoleh, sang terapis lintah menuturkan, bahwa lintah yang dipakai untuk terapi ini bukan lintah yang didapatkan di sekitar rumahnya dengan sembarangan, namun lintah khusus atau lintah laut yang diperoleh dari Madura.

Masih menurut Mahrussoleh, sarana pengobatan dengan lintah sebenarnya bukan merupakan temuan atau hal baru.

Sebab tingginya manfaat binatang lintah untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit sudah banyak tertulis dan dibahas dalam kitab-kitab kuning yang banyak diajarkan di berbagai pesantren.

Bahkan konon, lintah sudah dikenal sebagai binatang yang bermanfaat untuk media pengobatan sejak zaman Nabi Ayub ribuan tahun silam.

Lamanya proses pengobatan tiap pasein berbeda-beda, tergantung banyaknya darah yang harus disedot oleh lintah. Saat darah kotornya habis, lintah akan lepas dengan sendirinya.
“Anda tertarik untuk mencoba berobat dengan media lintah ini? Tak perlu ragu, karena dijamin Anda tidak akan dikenakan biaya tinggi alias seikhlasnya,” tutup Mahrussoleh.

Artikel terkait lainnya
:

terapi lintah di surabaya 

Dalam ilmu pengobatan Islam, pengobatan mengeluarkan darah kotor termasuk metoda yang sudah diterapkan sejak zaman Rasulullah saw. Lintah merupakan salah satu media untuk mengeluarkan darah kotor secara alami. Efeknya, akan meringankan tubuh. Sebab, kandungan darah kotor yang menumpuk di bawah permukaan kulit yang menjadi sumber penyakit, akan disedot lintah tersebut.

“Lintah mengeluarkan semacam liur, zat hirudin yang bercampur dengan darah dan membawanya ke seluruh tubuh. Kemudian, sirkulasi darah jadi lancar. Sehingga, tubuh terasa bugar” kata terapi yang berada di pacar keling kec.tambaksari disurabaya ini.

Dalam praktek pengobatannya, dia menggunakan lintah rawa. Jumlah yang ditempelkan, tergantung tingkat parah atau tidaknya pasien yang akan diobati. Setelah kenyang mengisap darah kotor, lintah akan jatuh sendiri. Dan hanya dipakai untuk sekali pengobatan, lalu dibuang. Bekas gigitannya, ditutup menggunakan plester obat.

Bagi pasien penderita diabetes, lintah diletakkan di kaki dan punggung belakang. Untuk penderita migren, darah tinggi, mimisan, lintah diletakkan di bagian punggung belakang. Berkisar satu jam, lintah mulai bekerja melakukan sedotan. Awalnya, lintah gajah ini terlihat berukuran kecil. Tapi, setelah menyedot darah kotor yang ada dalam tubuh pasien, ukurannya akan berobah menjadi sangat besar.

“Untuk terapi kecantikan, banyak juga ibu rumah tangga dan gadis remaja menggunakan sedot lintah. Terutama untuk menyembuhkan jerawat, flek hitam, kerut wajah. Juga, agar kulit wajah tetap kencang”kata beliau yang bertempat dipacar keling 3/44 surabaya ini.

Di berbagai rumah sakit dan tempat praktik dokter di Jerman banyak ditemukan terapi lintah untuk penyembuhan. Bahkan setiap tahun di sana sekitar 250.000 ekor lintah digunakan untuk mengatasi pendarahan. Selain itu lintah juga dimanfaatkan dalam operasi plastik.

Metode penyembuhan dengan lintah merupakan cara yang tersisa dari abad pertengahan yang lampau. Pada masa itu pasien yang mengalami masalah pada sendi lutut akan merasa lebih baik setelah menempelkan lintah pada lukanya selama beberapa minggu.

Hasil studi yang dilakukan para peneliti di Jerman menunjukkan bahwa lintah diakui bisa mengobati rasa sakit dan juga radang. Bahkan pasien yang menderita Osteatritis pun bisa menggunakan lintah untuk mengobatinya. Penelitian yang dipimpin Dr Gustav Dobos di klinik Essen-Mitte, Jerman melakukan percobaan terhadap 10 pasien dengan rata-rata usia 68 tahun. Kebanyakan pasiennya menderita sakit lutut selama enam tahun terus menerus.

Para dokter meletakkan empat ekor lintah di daerah lutut yang sakit dan dibiarkan selama 1 jam 20 menit. Rasa sakit diukur tiga hari sebelum perawatan dilakukan dan 28 hari setelah selesainya perawatan. Pengaruh dari perawatan ini bisa diketahui setelah 24 jam kemudian, tetapi bisa dipastikan hasilnya setelah empat minggu. Dalam laporannya, para pasien mengaku rasa sakit mereka berkurang akibat dari gigitan lintah tersebut. Dan hebatnya, tidak ada efek samping yang ditimbulkannya, misalnya infeksi atau apa pun.

Sementara pasien lain yang diberi perawatan secara konvensional (medis) tidak merasakan adanya perbedaan, merasa tidak berkurang rasa sakitnya. Menulis di jurnal Annals of the Rheumatic Diseases, Dobos menyatakan: “Kami nyatakan bahwa hasil dari penelitian ini sangat luar biasa. Perawatan dengan lintah menghilangkan rasa sakit secara signifikan setelah tiga hari dan meningkat empat minggu kemudian”.

Lintah pun digunakan sebagai salah satu penyembuh serba guna. Hewan ini bisa dimanfaatkan oleh penderita skizofrenia maupun depresi, juga untuk merangsang mata, mengempiskan lidah bengkak, dan meringankan sakit usus buntu serta pendarahan.

Lintah telah diakui sebagai penolong manusia. Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang berbentuk setengah gergaji, dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit, lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml s/d kuota yang cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung zat aktif yang sekurang – kurangnya berisi 15 unsur. Antara lain yaitu zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah dan mengandung penisilin.

Lintah mengeluarkan semacam liur (zat hirudin) yang bercampur dengan darah dan membawanya ke seluruh tubuh. Kemudian sirkulasi darah menjadi lancar. Sehingga tubuh terasa bugar.

Banyak juga ibu rumah tangga dan gadis remaja menggunakan sedot lintah untuk terapi kecantikan. Terutama untuk menyembuhkan jerawat, flek hitam, kerut wajah. Sehingga kulit wajah menjadi bersih dan tetap kencang.

Mungkin kinilah saatnya para dokter mengingat kembali manfaat lintah tersebut, sebagaimana yang dilakukan para peneliti di Jerman. Hasil studi yang mereka lakukan menunujukkan bahwa lintah diakui bisa mengobati rasa sakit dan juga radang. Bahkan pasien yang menderita Osteatritis pun bisa menggunakan lintah untuk mengobatinya.
Penelitian yang dipimpin Dr Gustav Dobos di klinik Essen-Mitte, Jerman melakukan percobaan terhadap 10 pasien dengan rata-rata usia 68 tahun. Kebanyakan pasiennya menderita sakit lutut selama enam terus menerus.

Para dokter meletakkan empat ekor lintah di daerah lutut yang sakit dan dibiarkan selama satu jam 20 menit. Rasa sakit diukur tiga hari sebelum perawatan dilakukan dan 28 hari setelah selesainya perawatan.

Pengaruh dari perawatan ini bisa diketahui setelah 24 jam kemudian, tetapi bisa dipastikan hasilnya setelah empat minggu. Dalam laporannya, para pasien mengaku rasa sakit mereka berkurang akibat dari gigitan lintah tersebut. Dan hebatnya, tidak ada efek samping yang ditimbulkannya, misalnya infeksi atau apa pun. Sementara pasien lain yang diberi perawatan secara konvensional (medis) tidak merasakan adanya perbedaan. Merak merasa tidak berkurang rasa sakitnya.terapy ini beralamatkan di surabaya ini:

Bagi anda yang berada di wilayah Surabaya & sekitarnya. TERAPI SEDOT LINTAH,LISTRIK, HIJAMAH (BEKAM),HIPNOTERAPY,HERBAL Dll DI :

“THIBBUN NABAWI” JL.PACAR KELING 3 NO.44 KEC.TAMBAKSARI SURABAYA-JATIM . Telp 031-77944367.

kami buka tiap hari dari jam: 09.00-17.00 wib.

Lintah yang kami di suplay oleh eNHa farm. Jd anda tidak perlu khawatir dan ragu mengenai kualitas lintahnya.tarif nya hanya Rp.40.000; aja.…sudah teruji dan terbukti.

sumber : http://kkholil.blogspot.com

Subandi, Guru Yang Pandai Permak Alat Vital


 

Langganan Para Pejabat, Pengusaha dan Warga Asing

Kemampuan permak alat vital ternyata tidak melulu monopoli almarhumah Mak Erot, asal Sukabumi, Jawa Barat. Di Desa Salamrejo, Kecamatan Karangan, Subandi (41) membuka praktik serupa. Hanya dengan teknik pemijatan, guru sebuah SMP Negeri di Trenggalek itu berani memberi garansi hasil permakannya dapat langsung dirasakan di tempat.
– David Yohannes – Trenggalek
 
Memang, nama Subandi tidak seberapa dikenal di kalangan warga lokal Trenggalek. Padahal, dalam soal memermak alat vital lelaki, bapak empat anak ini menjadi langganan para pejabat dan pengusaha dari kota-kota besar, bahkan hingga ke luar negeri. Didatangi di rumahnya, Rabu (30/3), Subandi tengah menerima pasien. Menurut Subandi, keahliannya merupakan anugerah dari Yang Maha Kuasa.

Lahir dari ayah seorang dukun Desa Karangsoko, Kecamatan Trenggalek yang kerap menyembuhkan penyakit ringan, ketika beranjak besar Subandi lantas ditunjuk ayahnya sebagai penerus. Dari sang ayah, Subandi belajar ilmu pengobatan dan membuat ramuan-ramuan alam. Sepeninggal ayahnya, tahun 1984 Subandi lalu pindah ke Desa Salamrejo bersama istrinya, Sri Astati (38).

Meski sudah berstatus PNS, kala itu Subandi hidup masih dalam kekurangan. Pasalnya, selain menghidupi rumah tangganya, ia juga harus menopang kebutuhan tiga adiknya.

Masa awal tinggal di Desa Salamrejo, selain aktif mengajar di sekolah, Subandi juga mendirikan Taman Pendidikan Alquran (TPA). Suatu hari, di tahun 2002, Subandi didatangi tamu tiga orang sopir, yaitu Narto, Kasturi, dan Pangi. Ketiganya sama-sama mempunyai keluhan yang sama, mengalami impotensi.

“Mereka datang dan saya tidak kenal mereka,” cerita Subandi yang akrab disapa Pak Bandi.
Ketiga sopir itu mengaku mendapat mimpi yang sama bahwa hanya Subandi-lah yang sanggup mengobati gangguan alat vital mereka. Kontan Subandi menolak permintaan tersebut, dan meminta mereka untuk pulang. Namun, hingga tengah malam, ketiga sopir tersebut masih bertahan dan bertekad hanya akan pulang jika Subandi mau mengobati.
Kesal dengan ketiganya, Subandi berniat menipu mereka dengan pura-pura melakukan pemijatan agar para sopir itu cepat pulang. Dengan bekal minyak kelapa, Subandi siap memijat mereka satu per satu. Namun, sesampai di dalam kamar untuk pemijatan, Subandi mengaku mendapat semacam petunjuk dari Yang Maha Kuasa bahwa inilah jalan hidupnya.

Akhirnya dengan kesungguhan hati, Narto, Kasturi, dan Pangi dipijatnya satu per satu. Dan di luar dugaan Subandi, alat vital ketiganya langsung berfungsi seketika. “Itulah kenapa saya sebut ini anugerah Yang Maha Kuasa. Karena saya tidak pernah belajar, tapi saya bisa melakukan hal luar biasa,” ujarnya.

Tak percaya dengan hasil kerjanya, Subandi lalu mempraktikkan pijatannya pada diri sendiri. Dari situlah Subandi mulai paham jenis pijatan untuk disfungsi ereksi maupun untuk membesarkan alat vital. Sementara cerita Narto, Kasturi, dan Pangi cepat menyebar dari mulut ke mulut.

Delapan hari berselang, datang pasien lain ke rumahnya dengan keluhan impotensi. Dengan mulai lebih percaya pada kemampuannya, Subandi ternyata sanggup menyembuhkan impotensi seketika. Sejak itu, nama Subandi kian berkibar sebagai ahli permak kelamin pria. Meski tidak begitu dikenal di Trenggalek, namun namanya banyak dikenal di kalangan pejabat dan pengusaha-pengusaha besar.

Subandi menyebut, banyak pasien yang mengaku dari kepolisian, termasuk yang bertugas di Surabaya dan Jakarta, menjadi pelanggannya. Beberapa bupati dan wakil bupati di Jawa Timur, kata Subandi, termasuk di dalamnya. Sementara dari kalangan pengusaha, seorang bos perusahaan sepeda motor terkenal malah mengontraknya untuk sekian lama. Pengusaha tersebut meminta Subandi menyediakan waktu khusus untuk memijat para kolega dari pengusaha otomotif itu.

Dengan kemampuannya ini, Subandi pernah diundang ke Johor Bahru, Malaysia, tepatnya di Kampung Sekudai, oleh pengusaha keturunan India bernama Navin. Guru berijazah bidang studi Geografi ini juga pernah diundang ke Singapura. Kini, saat membuka praktik di rumah, beberapa pengusaha asal Korea, Jepang, dan Arab Saudi juga pernah datang ke rumahnya.

Tak hanya soal impotensi, pasien kadang minta alat vitalnya diperbesar, dibuat tahan lama saat berhubungan intim serta diperbaiki bentuknya.


Subandi, Guru Yang Pandai Permak Alat Vital Sekali Pijat Alat Vital Tambah 2 Cm

 
Soal ketenaran Subandi di dunia permak penis tak perlu diragukan, sebab mulai polisi, bupati, hingga pengusaha asing sudah merasakan khasiat pijatannya. Yang menarik adalah beragam pengalamannya membantu para lelaki.

Ruang praktik sederhana di rumahnya di Desa Salamrejo, Kecamatan Karangan menjadi saksi tentang keahlian Subandi memoles bentuk dan kemampuan alat vital para pria pasiennya. “Kalau kondisi alat vital kita fit, maka akan memengaruhi hubungan suami istri semakin harmonis dan bahagia. Jadi jangan berpikir yang jorok-jorok dulu,” kata guru geografi di sebuah SMP negeri di Tenggralek ini ketika ditemui Surya di rumahnya, Rabu (30/3).

Untuk membuktikan keampuhan pijatannya, Subandi mengajak Surya melihatnya menggarap seorang pasien. Awalnya, si pasien ditidurkan telentang. Dengan telapak tangan berlumur minyak pelicin, Subandi memijat di seputar paha dan alat vital. Lalu, pada alat vital pasien, ia memasangkan sebuah gelang untuk menentukan ukuran yang diminta pasien.
setelah memijat di area dubur, Subandi pun menunjukkan hasil kerjanya. “Lihat sendiri kan, tambah besar dan panjang kan?” ujarnya seraya menunjukan hasil kerjanya.

Rudi (31), pasien asal Ponorogo, mengaku dua kali dipijat Subandi. Tiga hari lalu Rudi yang seorang pelaut ini ingin menambah ukuran panjang dan besar. Pada pijatan pertama ukuran alat vitalnya bertambah panjang 2 cm. Lantaran langsung merasakan hasilnya, Rudi lalu balik lagi untuk kembali menambah ukuran. “Biasa, saya kan lelaki pengelana, jadi ukuran ini (alat vital) jadi kebanggaan,” katanya sambil tertawa.

Bukan cuma pria heteroseksual, pasien Subandi juga datang dari kalangan pria penyuka sesama jenis alias homoseksual. Untuk pasien semacam ini Subandi punya trik khusus. Sebelum mulai pemijatan, ia mematikan dulu saraf ereksi si pasien. Bila saraf ini tidak dinonaktifkan, maka bisa jadi akan terjadi ereksi ketika dipijat. “Kalau tidak saya lumpuhkan dulu, bahaya kalau dia horny karena pijatan saya,” katanya.

Jika pijatan sudah selesai, barulah saraf yang membuat ereksi itu di-on-kan lagi. Meski begitu, jak jarang begitu dilepas saraf ereksinya, langsung terjadi reaksi. Subandi mengaku, beberapa kali pasien gay nakal pernah memintanya untuk merangsangnya. Jika sudah demikian, bapak empat anak ini akan memarahi si pasien.

Yang mencengangkan, Subandi mengaku punya keahlian untuk mengecilkan kelamin. Bagaimana caranya? Secara prinsip caranya tetap sama, masih menggunakan teknik pijatan di area lubang anus, meski lebih sulit dari pembesaran.

Untuk pembesaran, ia hanya butuh waktu 10 menit, tetapi untuk pengecilan bisa 30 menit. Kadang pun pasien harus datang lagi untuk mendapatkan hasil maksimal.

Subandi bercerita, pernah ada seorang pengusaha minta dibesarkan kelaminnya agar ia bisa ‘bergaul’ dengan sang istri muda, karena saat itu istri tuanya sedang hamil. Namun, begitu istri tua melahirkan, ia minta pengecilan karena ternyata ukuran barunya itu terlalu besar untuk istri pertama. “Ibaratnya sudah molor, terus disuruh dimungkretkan lagi. Meski bisa, tentu saja lebih sulit,” imbuhnya.

Seperti tidak ada habisnya kemampuan Subandi. Ia mengklaim bisa mengubah bentuk kelamin pria yang menurutnya sangat berpengaruh pada kepuasan bercinta.

Berkat keahliannya memermak alat vital ini, Subandi jujur mengakui, kesejahteraan keluarganya turut terangkat. Misalnya, ia bisa membiayai pendidikan salah satu anaknya pada program ekstensi di fakultas kedokteran sebuah universitas negeri. Satu lagi anaknya kini menjadi anggota polisi dan dua lainnya, yang kembar, masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Berkat rezeki yang terus bertambah itu, kini Subandi punya tunggangan mentereng, sebuah Toyota Fortuner.

Sementara taman pendidikan Alquran yang didirikannya pun ketiban rezeki, sebab seragamnya ditanggung seorang pemilik toko sepeda yang pernah menjadi pasiennya. “Mungkin saya guru paling kaya di Trenggalek dan punya Fortuner,” ujarnya seraya tertawa.

Ditanya soal jaminan hasil kerjanya, Subandi berani memberi garansi. Bahkan jika tidak ada perubahan seketika, Subandi siap membayar pasiennya.

Lalu berapa harga untuk layanan ini? Dengan enteng Subandi menjawab tidak pernah mematok harga atau sukarela. Apalagi menurutnya, menjadi tukang permak alat vital bukan pekerjaan utamanya. Meski menghasilkan uang lebih banyak dari profesi guru, namun menjadi guru tetaplah menjadi kebanggaan baginya.

Setiap hari Subandi selalu datang disiplin waktu ke sekolahnya. Sepulang sekolah barulah melayani pasien yang rata-rata 20 orang per hari. Sedang panggilan ke luar kota, hanya dilayani saat libur saja. “Saya bisa mendapat gaji 2 kali gaji guru dalam satu hari. Tapi, saya tetap bangga menjadi guru,” pungkasnya.

sumber : http://www.surya.co.id/hot-news/langganan-para-pejabat-pengusaha-dan-warga-asing.html