Senin, 11 Juli 2011

Demokrasi Malaysia tak sebebas merpati


Akhir pekan lalu, gerakan berskala nasional mengguncang Malaysia. Apa yang dimaksud sebagai unjuk rasa damai, malah menjadi pernyataan bahwa Negeri Jiran ternyata tak sebebas merpati.

Sejumlah opini terbentuk di ruang publik sejak akhir pekan lalu, ketika sebuah rally bertajuk Bersih 2.0 digelar. Suratkabar pro-pemerintah memuat pelbagai foto dan artikel, menyatakan para pengunjuk rasa gagal menciptakan kekacauan di jalanan Kuala Lumpur.

Perdana Menteri (PM) Najib Razak dan para menterinya pun menyatakan kemenangan terhadap unjuk rasa yang dikatakan ilegal itu. Namun, penyelenggara gerakan ini menyatakan event mereka sukses dengan 50 ribu lebih orang turun ke jalan. Padahal polisi hanya memperkirakan enam ribu orang.

Bersih 2.0 atau Walk for Democracy adalah unjuk rasa di Kuala Lumpur yang digelar pada 9 Juli lalu, sebagai lanjutan rally pertama, Bersih 2007. Penyelenggaranya adalah Koalisi Pemilu Bersih dan Adil (Bersih), didukung koalisi tiga partai oposisi terbesar, Pakatan Rakyat.




Aparat kepolisian Malaysia dinilai terlalu brutal dalam memperlakukan para pengujuk rasa saat mereka turun ke jalan, Sabtu (9/7/2011). Amnesty International menilai Malaysia tengah berada di jalur penindasan.

Warga Malaysia mengutuk aksi brutal oleh polisi tersebut. Dalam komentarnya di situs-situs berita Malaysia, warga menumpahkan kekesalan mereka. “Binatang liar yang ganas di hutan saja tidak akan memperlakukan sesama mereka seperti itu. Namun, polisi Malaysia melakukannya, itu terlihat di foto-foto saat aksi terjadi,” ujar seorang warga menulis di Malaysia Today, Minggu (10/7/2011).


Gerakan kaum muda dalam pergolakan Malaysia, Sabtu (9/7/2011), merupakan tanda-tanda zaman atas bangkitnya angkatan baru pro-demokrasi di negeri puak Melayu itu.

Belajar dari kotornya pemilu-pemilu sebelumnya, kaum muda itu menuntutrezim Najib Razak menggelar pemilihan umum yang bersih dan adil. Genderang reformasi pemilu dituntut bertalu-talu. Gerakan kaum muda itu bagai bola salju, massa yang awalnya hanya 500 orang, bertambah hingga lebih dari 10.000 orang hanya dalam waktu setengah jam.

sumber: di kutip dari beberapa sumber

Narkoba dan Pesta dalam Kerajaan Arab saudi


Para diplomat AS dalam kawat diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks menggambarkan dunia seks, narkoba, dan rock 'n roll di balik kasalehan formal Kerajaan Arab Saudi.

Para pejabat Konsulat AS di Jeddah menggambarkan sebuah pesta Halloween bawah tanah yang digelar tahun lalu oleh seorang anggota keluarga kerajaan, yang menabrak semua tabu di negara Islam itu. Minuman keras dan para pelacur hadir dalam jumlah berlimpah di balik pintu gerbang vila yang dijaga ketat. Demikian menurut bocoran itu.

Pesta tersebut digelar oleh seorang pangeran kaya dari keluarga besar Al-Thunayan. Para diplomat itu mengatakan, identitasnya harus dirahasiakan.

"Alkohol, meskipun sangat dilarang oleh hukum dan pabean Saudi, sangat berlimpah di bar pesta itu dengan koleksi yang lengkap. Bartender Filipina yang disewa menyajikan koktail sadiqi, sebuah minuman keras buatan lokal," kata kawat itu sebagaimana dilansir The Guardian. "Juga diketahui dari mulut ke mulut bahwa sejumlah tamu (pada pesta itu) ternyata "gadis panggilan", sesuatu yang tidak biasa untuk pesta semacam itu.

Kiriman informasi dari para diplomat AS itu ditandatangani oleh konsul AS di Jeddah, Martin Quinn, yang menambahkan, "Meski tidak menyaksikan langsung peristiwa tersebut, kokain dan hashishsh (ganja) digunakan secara umum dalam lingkungan sosial semacam itu."

Pesta bawah tanah sedang "berkembang dan berdenyut" di Arab Saudi berkat perlindungan dari Kerajaan Arab Saudi. Namun, pesta semacam itu hanya tersedia di balik pintu tertutup dan untuk orang yang sangat kaya. Terdapat sedikitnya 10.000 pangeran di kerajaan itu. Beberapa masih merupakan keturunan langsung Raja Abdul Aziz, sementara yang lain berasal dari cabang keluarga yang tidak langsung.

Para diplomat yang hadir dalam pesta itu melaporkan, lebih dari 150 pria dan perempuan Saudi, sebagian besar berusia 20-an dan 30-an tahun, hadir dalam pesta tersebut. Orang-orang yang masuk dikontrol melalui daftar tamu yang ketat. "Adegannya mirip sebuah klub malam di mana pun di luar kerajaan itu: banyak alkohol, pasangan muda yang menari-nari, seorang DJ dengan meja turntable, dan semua orang berdandan."

Menurut bocoran itu, rak di bar tempat pesta itu menampilkan jenis-jenis minuman keras terkenal.

Para diplomat tadi juga coba menjelaskan mengapa sang tuan rumah begitu lengket dengan pengawal Nigeria, yang beberapa di antaranya berjaga-jaga di pintu. "Sebagian besar pasukan keamanan sang pangeran adalah laki-laki muda Nigeria. Merupakan praktik yang umum di kalangan para pangeran Saudi untuk tumbuh bersama para pengawal berusia muda (seusia dengan para pangeran itu) yang disewa dari Nigeria atau negara-negara Afrika lainnya, dan akan tetap bersama dengan pangeran tersebut hingga dewasa. Waktu bersama yang lama menciptakan ikatan kesetiaan yang intens."

Seorang pemuda Saudi mengatakan kepada diplomat itu bahwa pesta besar merupakan tren baru. Hingga beberapa tahun lalu, katanya, kegiatan akhir pekan hanya berupa "kencan" dalam kelompok-kelompok kecil yang bertemu di dalam rumah orang kaya. Menurut bocoran itu juga, beberapa rumah mewah di Jeddah memiliki bar di bawah tanah, diskotik, dan klub.

sumber: kompas.com

Malaysia Di Guncang Demo

Aparat keamanan Malaysia menahan 338 orang aktivis yang tengah berkumpul di sebuah stadion, setelah sebelumnya menutup sebagian jalan di kota terbesar Malaysia, Kuala Lumpur, Sabtu (9/7). Aksi koalisi masyarakat yang diberi nama "Koalisi Bersih" menuntut reformasi pemilihan umum, karena lemahnya tekanan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, dalam melaksanakan proses pemilihan yang adil dan transparan.


Salah satu aktivis Malaysia dari "Koalisi Bersih" memegang kertas yang bertuliskan 'Bersih'.


Polisi-polisi Malaysia menembakkan gas air mata ke para pengunjuk rasa di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (9/7).


Polisi-polisi Malaysia menembakkan gas air mata ke para pengunjuk rasa di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (9/7).


Aktivis Malaysia dari "Koalisi Bersih" berkumpul bersama di stasiun kereta api sebelum berdemo menuntut reformasi pemilihan umum di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (9/7).


Aktivis Malaysia dari "Koalisi Bersih" berjalan bersama-sama sambil membawa bendera Malaysia, Sabtu (9/7).


Baharuddin Ahmad (tengah), pendukung Koalisi untuk Pemilu Bersih dan Jujur (Bersih), mengikuti unjuk rasa di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (9/7). Kelompok oposisi mengatakan, Baharuddin (59) meninggal karena serangan jantung saat unjuk rasa. Sementara itu, polisi menyangkal tuduhan bahwa korban meninggal karena terkena tembakan gas air mata.



Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim (kiri), terbaring lemah setelah terjatuh di trotoar saat menghindari lontaran gas air mata dan semburan meriam air yang dilepaskan oleh polisi guna membubarkan aksi unjuk rasa di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (9/7). Anwar Ibrahim yang didampingi putrinya, Nurul Izzah, bergabung dalam aksi unjuk rasa yang menuntut reformasi pelaksanaan pemilihan umum.


Polisi berhadapan dengan massa demonstran di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (9/7/2011).


Ribuan aktivis Koalisi Bersih berunjuk rasa di Kuala Lumpur, menuntut Pemilu Malaysia yang bersih dan adil, Sabtu (9/7/2011)


Pengunjuk rasa di Malaysia mencoba menendang tabung gas air mata yang ditembakkan polisi antihuru-hara di Kuala Lumpur, Sabtu (9/7/2011)


Polisi Malaysia menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa, Sabtu (9/7/2011)