Sabtu, 28 Mei 2011

Wembley milik Barcelona


Wembley benar-benar menjadi tempat yang bersahabat buat Barcelona dan Pep Guardiola. Di stadion kebanggaan warga Inggris ini tim Catalan meraih gelar pertama mereka di Liga Champions pada 1992 dengan menekuk Sampdoria 1-0 dalam perpanjangan waktu. Saat itu Guardiola yang masih berusia 20 tahun menjadi salah satu pilar dalam skuad yang ditangani pelatih legendaris Johan Cruyff.

Kini, 19 tahun kemudian Barca yang didampingi Guardiola sebagai pelatih kembali memenangi Liga Champions di tempat yang sama usai menaklukkan juara Inggris, Manchester United, 3-1, Minggu dini hari WIB.

Sejak awal Barca memang menjadi favorit dan Lionel Messi dan kawan-kawan membuktikannya di lapangan dengan mendominasi pertandingan lewat possession football yang menjadi keunggulan mereka.

Barca memang sempat tertekan di awal pertandingan, tapi mereka segera menemukan ritme permainan dan membuat MU kocar-kacir lewat operan dari kaki ke kaki.

Kemenangan in merupakan ulangan sukses Barca di final Liga Champions 2008/2009 saat mereka menaklukkan MU 2-0 di Roma. Ketika itu Messi juga menyumbang satu gol sementara satu gol lainnya dibukukan Samuel Eto’o yang kini memperkuat Inter Milan.

Ini merupakan gelar keempat Barca di Liga Champions setelah musim 1991/1992, 2005/2006 dan 2008/2009 yang menjadikan mereka sebagai tim paling sukses di kancah elite Eropa ini setelah Liverpool (5), AC Milan (7) dan Real Madrid (9).

Sukses Barca menjadi disempurnakan oleh keberhasilan Messi keluar sebagai top skorer dengan 12 gol dalam 12 pertandingan menyamai rekor sebelumnya yang dibuat Ruud van Nistelrooy bersama MU di musim 2002/2003.

Total, Messi telah membukukan 53 gol dalam 54 pertandingan di seluruh kompetisi musim ini menyamai catatan bintang Madrid, Cristiano Ronaldo.

Sukses Barca juga menggagalkan ambisi Ferguson menyamai rekor Bob Paisley sebagai pelatih dengan sukses terbanyak di kancah Piala Eropa terbanyak dengan tiga gelar juara bersama Liverpool. Ferguson sukses di final 1999 dan 2008, tapi kalah dalam dua final terakhir, 2009 dan 2011, melawan tim yang sama, Barca.

Ini juga menjadi akhir yang mengecewakan buat kiper MU, Edwin van der Sar, yang hampir pasti pensiun akhir musim ini.


Coretan kebencian warga untuk Lapindo

Coretan warga di dinding, kaca rumahnya dan di spanduk berikut ini menunjukan bahwa kebencian terhadap Lapindo telah mencapai puncaknya. Bagaimana tidak, sebelumnya para korban Lapindo ini adalah masyarakat biasa yang menikmati kehidupan kampung yang penuh gotong royong. Mereka tidak memiliki kesalahan apapun dengan Lapindo ataupun Group Bakrie..Namun kini lumpur Lapindo telah menghancurkan rumah dan kampungnya..

Kini kampung itu telah mati..tidak ada lagi kehidupan..semua telah sirna oleh lumpur Lapindo..

Wajar saja bila mereka kini mengungkapkan kebencian dan pemberontakannya melalui coretan-coretan di dinding dan spanduk..

Wahai petinggi Lapindo dan juga group Bakrie, apakah kalian masih memiliki mata hati untuk sejenak membaca coretan mereka?