Kamis, 23 Juni 2011

Tari Gandrung


Di Banyuwangi tari Gandrung hingga kini masih bergelinjang mesra dan di Lombok tetap berlenggok riang, namun di Bali kesenian ini hampir punah.

Suartaya yang sering memperkuat tim kesenian Bali untuk mengadakan pentas ke mancanegara menambahkan, seni pertunjukan sejenis Gandrung banyak dijumpai di Nusantara.

"Kesenian itu masih satu genre dengan Ketuktilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah maupun Jawa Timur bagian barat, Lengger di wilayah Banyumas dan Joged Bumbung di Bali, dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik (gamelan)," tutur Suartaya.

Penampilannya senantiasa disertai unsur-unsur erotisme seperti juga dalam tari Ronggeng di Jawa Barat dan juga Joged Bumbung di Bali.

Pada masa lalu, penari Gandrung memang banyak mengundang debur asmara kaum pria, padahal para penari Gandrung itu sendiri adalah laki-laki.

Di Banyuwangi kesenian Gandrung pada awalnya dilakoni oleh kaum pria, setidaknya hingga tahun 1890-an. Baru pada tahun 1914 penari wanita dihadirkan setelah kematian penari pria terakhir, Marsam. Gandrung wanita pertama Banyuwangi bernama Semi, seorang gadis kecil yang sakit-sakitan yang berkaul jika sembuh akan menjadi penari Gandrung.

Berbeda dengan di Banyuwangi, di Bali hingga kini tari Gandrung masih dibawakan penari laki-laki. Salah satu grup seni pertunjukan Gandrung yang masih bertahan adalah Sekaa Gandrung Banjar Ketapian Kelod, Denpasar, masih mempertahankan penari pria.

Kesenian Gandrung yang disakralkan oleh komunitasnya itu lebih menampilkan diri sebagai presentasi estetik. Melalui iringan musik bambu yang disebut gandrangan, Gandrung Bali menyuguhkan raga keindahan tari yang lazim dijumpai dalam tari klasik Legong Keraton.

Suartaya menambahkan, seperti halnya di Banyuwangi, diduga kuat tari Gandrung di Lombok pada awalnya juga dibawakan oleh kaum pria.

Gandrung Lombok yang kini lazim dibawakan kaum wanita itu masih eksis sebagai sajian profan, menampakkan karakter Bali dan Banyuwangi

Tari Seudati

Tari Seudati adalah nama tarian yang berasal dari provinsi Aceh. Seudati berasal dari kata Syahadat, yang berarti saksi/bersaksi/pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah.



Tarian ini juga termasuk kategori Tribal War Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan. Oleh sebab itu tarian ini sempat dilarang pada zaman penjajahan Belanda, tetapi sekarang tarian ini diperbolehkan kembali dan menjadi Kesenian Nasional Indonesia.

Persidafon Promosi ke ISL


Persidafon Dafonsoro dipastikan berlaga di kompetisi Indonesia Super League musim 2011/12. Di babak play-off promosi/degradasi, tim yang berbasis di Jayapura itu mengandaskan Bontang FC dengan skor 3-2.

Laga antara Persidafon yang finis keempat Divisi Utama melawan penghuni dasar klasemen ISL, Bontang FC dilangsungkan di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Bontang FC lebih dahulu memimpin 1-0 di babak pertama lewat gol pemain Jepang, Kenji Adachihara di menit 12. Setelah menerima crossing dari Satoshi Otomo, Kenji melakukan tendangan first time yang sukses menjebol gawang Persidafon.

Demi mengejar ketinggalan, Persidafon meningkatkan agresivitas sehingga melahirkan sebuah peluang di menit 33 melalui Abel Cello. Sayangnya, sepakan Cello belum sanggup melahirkan gol balasan buat timnya, paruh pertama pun ditutup dengan keunggulan Bontang FC.

Bontang FC langsung dikejutkan dengan gol cepat Persidafon saat babak kedua baru berjalan tiga menit. Adalah Lucas Rukabu yang menjadi pencetak gol pertama Persidafon sehingga menjadikan laga kini seimbang 1-1.

Persidafon bahkan lantas berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1. Juan Marcello Cirelli sukses mengeksekusi penalti usai Arifki Eka Putra melakukan pelanggaran terhadap Rasmoyo di kotak terlarang.

Perminan kembali sama kuat di menit 65. Bontang FC berhasil menyamakan skor 2-2 setelah pemain pengganti M. Istigfar membobol gawang Persidafon.

Patrick Wanggai yang masuk sebagai pengganti menjadi pahlawan buat Persidafon setelah mencetak gol kemenangan semenit kemudian. Gol ini menimbulkan protes terhadap wasit.

Laga ini diwarnai protes keras yang dilancarkan oleh para pemain Bontang FC setelah pemain Persidafon melakukan handsball di masa injury time. Akan tetapi, wasit tak memberikan hadiah penalti karena tak melihat insiden tersebut dan skor akhir tetap 3-2 untuk kemenangan Persidafon.

Dengan kemenangan ini, Persidafon meraih tiket terakhir ke ISL 2011/12 menyusul tiga tim lainnya; Persiba Bantul, Persiraja Banda Aceh dan Mitra Kukar.

MU Bawa Trofi BPL ke Indonesia


Manchester United menggelar tur untuk trofi Liga Primer Inggris yang baru mereka menangi ke sejumlah negara Asia. Indonesia kebagian jatah pada tanggal 29-30 Juni nanti.

Seperti diumumkan di situs resmi MU, trofi tersebut mulai dipamerkan di Hong Kong pada hari ini, 23 Juni. Kehadiran trofi ini ditemani oleh pemain 'Setan Merah' asal Korea Selatan, Park Ji-sung.

Setelah dari Hong Kong, trofi akan mampi ke Indonesia (29-30 Juni), Thailand pada 1 Juli dan ke Malaysia pada tanggal 3 Juli.

Di Indonesia, kemungkinan trofi tersebut akan ditemani oleh Rio Ferdinand yang pada saat bersamaan memang punya agenda di Jakarta.

Belum ada pengumuman di mana publik Indonesia bisa melihat trofi tersebut. Situs resmi MU hanya mengatakan bahwa informasi detail bakal tersedia dalam 'beberapa hari ini'.

Sebelum trofi BPL hadir, para pecinta sepakbola di Jakarta terlebih dahulu bisa menyaksikan kehadiran Piala FA. Piala yang dimenangi oleh Manchester City itu bakal dipamerkan di Pekan Raya Jakarta, 24-26 Juni.