Senin, 28 Maret 2011

Memahami Komet dan bantahan Kiamat 2012


Munkin artikel tentang komet ini akan menjadi postingan yang sangat panjang dari ngajari.com. Namun tak lepas dari itu yang pasti artikel ini akan sangat bermanfaat buat anda yang sedang mencari tahu tentang karakteristik komet dan juga isu kiamat 2012. Ok simak artikel berikut ini: ANDAI filsuf legendaris Aristoteles masih hidup, tentu akan menghubungkan letusan katastrofik Merapi 2010 dengan kemunculan komet Hartley 2. Tatkala Merapi meletus pada 26 Oktober 2010, bintang berekor ini sedang melintas sejauh 18 juta km dari bumi dan mempunyai kecerlangan +4,6 sehingga bisa dilihat mata manusia, tanpa alat Bantu, khususnya kala langit cerah dalam lingkungan gelap. Tak pelak, Hartley 2 menjadi komet paling cemerlang tahun 2010.

Seminggu kemudian, kala keganasan letusan Merapi mencapai puncak, 3-5 November 2010, para astronom berkesempatan mencermati komet berdiameter 2,5 km itu lebih teliti melalui wahana antariksa Deep Impact dalam misi Extrasolar Planet Observation and Deep Impact Extended Mission (Epoxi) yang berhasil mendekat hingga sejauh 700 km. Kesesuaian waktu tidak lantas membuktikan letusan Merapi 2010 dipicu kemunculan komet Hartley 2. Hartley 2 adalah komet periodik dengan periode 6,5 tahun, sehingga kemunculannya sudah diestimasikan jauh hari, bahkan sejak ditemukan tahun 1986.

Statistik memperlihatkan sebuah komet baru ditemukan setiap dua hari. Padahal, bencana terjadi berselang beberapa minggu atau bulan dari bencana sebelumnya sehingga tak ada kesesuaian waktu antara keduanya. Secara fisis pun tak ada mekanisme yang menghubungkan kehadiran komet dan dinamika permukaan bumi, mengingat massa dan dimensinya amat kecil dibandingkan dengan bumi. Sebaliknya, yang sering terjadi, gravitasi bumi (dan planet-planet lain, khususnya Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus) membuat sebuah komet terlempar dari lintasan semula dan menyusuri orbit baru yang berbeda.

Misi Epoxi menambah pengetahuan manusia tentang komet. Komet kini diketahui sebagai benda langit minor berdiameter 0,1-20 km (kecuali komet Hale-Bopp yang berdiameter 40 km), tersusun dari debu-debu ringan yang membentuk gumpalan besar iregular dengan densitas lebih kecil daripada air. Komet memiliki permukaan aktif yang disebabkan oleh sublimasi es di kerak komet menjadi uap air kala mendekati matahari sehingga mendorong gas dan debu ke angkasa membentuk atmosfer komet (coma) yang selanjutnya menjadi ekor komet setelah tertiup angin matahari. Komet dan memiliki orbit sangat lonjong dibandingkan dengan planet, sehingga menghabiskan sebagian besar waktunya melata di kedalaman tata surya yang dingin membekukan.

Karena itulah komet hanya tampak pada waktu tertentu, khususnya kala mendekati matahari. Jika komet Hartley 2 tampak setiap enam setengah tahun sekali, Halley yang legendaris baru nongol setiap 76 tahun sekali. Komet Ikeya-Seki, yang muncul pada saat huru-hara berdarah 1965-1966, bahkan lebih lama lagi karena hadir setiap 880 tahun sekali.

Keunikan orbit komet, khususnya kelonjongan dan kemiringannya dibandingkan dengan planet, membuat stabilitas komet amat rentan. Sebuah komet hanya mampu bertahan 10-100 juta tahun di tata surya seiring terus bekerjanya gangguan gravitasi yang membuat orbitnya terus-menerus berubah, sebelum akhirnya lenyap. Kelenyapan komet mengikuti satu dari tiga kemungkinan, yakni bertabrakan dengan sesamanya, menumbuk planet atausatelitnya, atau terlempar keluar dari tata surya. Bandingkan dengan planet yang berorbit stabil sehingga mampu bertahan di tata surya hingga miliaran tahun.

Nibiru Karakteristik komet menarik diperbincangkan seiring dengan kemerebakan isu kiamat 2012 di ruang publik, entah lewat buku, televisi, film, atau media lain. Disebutkan, kiamat terjadi kala bumi bertabrakan dengan “planet” Nibiru, Jumat 21 Desember 2012 pukul 18:11 WIB, dengan titik tabrak di Antartika.

Nibiru dikatakan terlihat kali terakhir pada masa Babilonia 3.600 tahun silam dan memiliki permukaan sangat gelap, sehingga sangat sulit dilihat manusia. Nibiru disebut telah terdeteksi satelit IRAS milik NASA lewat spektrum sinar inframerah tahun 1983 sebagai objek sebesar Saturnus. Namun, entah karena alasan apa, NASA merahasiakan penemuan itu.

Tabrakan Nibiru dan bumi akan menciptakan petaka luar biasa yang menerjang seluruh permukaan bumi dengan kedahsyatan sebanding peristiwa kemusnahan dinosaurus. Tak satu pun lokasi di bumi bakal selamat, kecuali dua pojokan kecil di AS dan Prancis.

Ide kiamat itu kali pertama diungkap Nancy Lieder, wanita eksentrik AS, yang mengklaim bisa berkomunikasi dengan makhluk asing luar bumi. Ide itu muncul ketika komet Hale-Bopp tampak tahun 1997. Saat itu Lieder menyatakan komet tersebut sejatinya hanya pengalihan cerdas dari NASA dan organisasi astronomi tentang “fakta” makin mendekatnya Nibiru ke bumi. Tabrakan diramalkan terjadi bersamaan dengan komet Hale-Bopp mencapai perihelionnya pada 1 April 1997.

Ramalan itu menjadi salah satu faktor yang mendasari 37 anggota sekte sesat Heavenís Gate bunuh diri massal. Mereka yakin komet itu adalah kendaraan luar bumi pengangkut jiwa mereka. Ketika kiamat tak terjadi dan Hale-Bopp justru dikenang sebagai komet terindah abad ke-20, Lieder segera mengajukan tanggal baru: 27 Mei 2003. Tatkala tanggal itu terlewati tanpa kiamat, Eric Julien (salah satu penyokong Lieder) buru-buru mengajukan tanggal dan tempat baru, yakni 25 Mei 2006 di Samudra Pasifik. Ketika tanggal itu pun berlalu, Lieder menyatakan ramalan 2003 dan 2006 sebenarnya kebohongan yang diutarakan agar publik punya cukup waktu untuk bersiap menghadapi kiamat sebenarnya, yakni tahun 2012.

Tanggal yang selalu meleset dengan argumentasi ngawur sebagai justifikasi menegaskan, kebenaran isu kiamat 2012 tidak bisa dipegang. Namun benarkah Nibiru eksis dan sedang menuju ke bumi? Dari perspektif astronomi, simulasi dengan software Starry Night memperlihatkan dengan asumsi Nibiru akan menghantam Antartika dari altitude 45 derajat pada kecepatan 43 km/detik, muncul setiap 3.600 tahun sekali dan merupakan benda tergelap di tata surya (yang hanya memantulkan 3% cahaya matahari), orbitnya memiliki perihelion 133,5 juta km, aphelion 70,35 miliar km (12 kali lipat jarak matahari-Pluto), kelonjongan 0,996 (sangat lonjong hingga menyerupai parabola), inklinasi 66,5 derajat dan kecerlangan absolut -6,28. Itu sangat mirip orbit komet periodik dengan periode 3.600 tahun. Dan, Februari 2011 ini seharusnya Nibiru sudah berjarak 1,187 miliar km dari matahari dengan berkedudukan di antara orbit Jupiter dan Saturnus.

Pengamat di Jawa Tengah seharusnya sudah melihatnya sebagai bintik cahaya di langit selatan yang muncul antara pukul 08:00 dan 22:00 WIB, dengan deklinasi -57 derajat 14’ RA 1 jam 37,7 menit (ephemeris J2000,00) dan kecerlangan +5, berdekatan dengan galaksi Awan Magellan Kecil (NGC 292). Layaknya Hartley 2, objek seperti Nibiru seharusnya mudah diidentifikasi, mengingat kecerlangannya hampir sama. Starry Night memperlihatkan objek itu bahkan berbentuk seperti komet, komplet dengan ekor, sehingga identifikasinya lebih mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar