Sabtu, 16 April 2011

Peringkat Kesiapan TI Indonesia Naik

Dalam hal kemajuan teknologi informatika dan komunikasi, Indonesia dinilai semakin membaik. Hal ini tampak dari semakin meningkatnya peringkat Networked Readiness Index (NRI) Indonesia menjadi peringkat 53 pada tahun 2010-2011 ini.

Sebagai informasi, tahun 2009-2010 lalu, ranking Global Information Technology Report (GITR) yang dipublikasikan World Economic Forum (WEF), Indonesia berada di posisi 67 dari 138 negara.


Kenaikan peringkat NRI menunjukkan perkembangan dan kemajuan yang diraih Indonesia pada sektor teknologi, informatika, dan komunikasi, khususnya dalam mengatasi kesenjangan digital dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan tanah air.

Djani menyebutkan, kenaikan signifikan peringkat NRI Indonesia sebesar 14 peringkat merupakan lonjakan terbesar dari seluruh negara yang disurvei.

Kenaikan peringkat ini khususnya disebabkan oleh meningkatnya peringkat perlindungan kekayaan intelektual (dari 67 menjadi 57), extent and effect of taxation (dari 22 menjadi 17), government prioritization of ICT (dari 71 menjadi 68), government procurement of advanced technology (dari 34 menjadi 29), importance of ICT to government’s vision (dari 85 menjadi 62), akses internet di sekolah (dari 59 menjadi 50), ICT use and government efficiency (dari 90 menjadi 72), extent of business internet use (dari 71 menjadi 61), dan capacity of innovation (dari 44 menjadi 30).

Kenaikan peringkat Indonesia terkait kesiapan teknologi komunikasi dan informatika sejalan dengan kemajuan Indonesia di bidang pembangunan ekonomi yang diakui dunia dan kalangan bisnis internasional.

Pada GITR 2010/2011, Indonesia mengungguli peringkat NRI major emerging economies dan negara-negara Eropa serta Amerika Latin seperti Brazil (56), Afrika Selatan (61), Polandia (62), Yunani (64), Turki (71), Federasi Rusia (77), dan Argentina (96).

Di antara anggota ASEAN, Indonesia berada pada urutan ke-3 setelah Singapura (2) dan Malaysia (28), dan berada di atas peringkat Vietnam (55), Brunei Darussalam (57), Thailand (59), Filipina (86), Kamboja (111).

sumber: Duta Besar Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional Lainnya di Jenewa, pada keterangannya, 13 April 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar