Selasa, 14 Juni 2011

Tragedi SIAMI potret buram masyarakat klepto di Indonesia


Kasus contekan massal saat ujian nasional (UN) di SDN Gadel II/577 Tandes, Surabaya, menarik perhatian MPR. Siami, si "whistleblower" yang merupakan ibu siswa AL pun diundang untuk bertemu dengan pimpinan MPR.

MPR ingin mengapresiasi tindakan yang dilakukan oleh orang tua AL. Menurut Lukman, tindakan Siami seharusnya diapresiasi, bukan malah dikucilkan.

Untuk mengapresiasi Siami, di harapkan ujian di sekolah AL tersebut dapat diulang. Hal itu sebagai peringatan bagi semua pihak bahwa tindakan memberi contekan adalah salah.

Kasus ini bermula dari laporan AL kepada ibunya, Siami. AL mengaku diminta untuk memberi contekan kepada teman-temannya saat mengikuti ujian. Siami lalu mengadu ke Komite Sekolah, namun tidak ditanggapi.

Siami lantas membawa kasus ini ke media massa. Setelah diberitakan, kasus ini sampai ke telinga Walikota Surabaya. Kasus ini pun diproses. Berbagai tanggapan muncul setelah kasus ini mencuat. Termasuk dari wali murid lain yang menuding Siami tidak punya hati.

Karena dianggap melakukan pembiaran terjadinya contekan massal, Kasek SDN Gadel II, Sukatman dianggap bersalah. Sukatman dikategorikan melakukan pelanggaran berat yang paling ringan dengan sanksi penurunan pangkat dari IVa menjadi IIId.

Sukatman juga dicopot dari jabatan kepala sekolah. Sukatman juga tidak diperkenankan menjadi guru selama tiga tahun. Kini Sukatman ditempatkan di Dinas Pendidikan Kota Surabaya sebagai staf.

Sementara dua guru yakni Fatchur Rohman yang juga wali kelas VIA dan Prayitno guru kelas VIB dianggap melakukan pelanggaran disiplin sedang terberat. Sanksi yang diterima yakni, penurunan pangkat satu tingkat di bawahnya dan jabatan fungsional sebagai guru juga ikut lepas. Sanksi tersebut berlaku selama satu tahun.

Sanksi yang diterima ketiga pendidik ini membuat sejumlah wali murid lainnya marah. Mereka menuding Siami dan keluarganya tidak punya hati. Mereka bahkan mengusir keluarga Siami.

Mereka juga meminta Siami meminta maaf ke sekolah. Meski tuntutan itu sudah dilakukan, warga juga masih mengusir Siami. Peristiwa ini membuat AL ketakutan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar