Jumat, 14 September 2012

Percakapan Nakal Selama Bercinta Itu Penting

 
 
Lebih pilih mana, bercinta saja tanpa bercengkrama dengan pasangan atau diselipi percakapan mengenai seks?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbicara mengenai seks selama bercinta justru bermanfaat.

Tak hanya meningkatkan kepuasan, percakapan nakal juga membuat komunikasi antar pasangan makin terjalin baik.

Penelitian baru-baru ini menemukan bahwa rasa nyaman ketika bercengkrama mengenai seks berkaitan erat dengan kepuasan seksual.

Pasangan yang lebih nyaman berbicara tentang seks juga lebih mungkin melakukannya saat bercinta. Bahkan orang yang cerewet saat bercinta ternyata lebih puas dengan percintaannya.

"Jika memiliki sedikit kecemasan mengenai komunikasi dengan pasangan, baik yang mempengaruhi komunikasi sehari-hari ataupun bukan, hal itu juga secara langsung mempengaruhi kepuasan seksual," kata Elizabeth Babin, pakar komunikasi kesehatan di Cleveland State University Ohio seperti dilansir Livescience, Jumat (14/9/2012).

Membicarakan tentang seks merupakan topik penting bagi para praktisi kesehatan masyarakat. Orang yang merasa sungkan meminta pasangan memakai kondom lebih berisiko melakukan hubungan seks tanpa kondom dan terinfeksi penyakit menular seksual.

Dalam penelitian yang dimuat Journal of Social and Personal Relationships, Babin merekrut 207 orang peserta. Sebanyak 88 orang di antaranya adalah mahasiswa dan 119 orang lain direkrut dari situs online.

Semua peserta diminta menyelesaikan survei mengenai ketakutan terhadap komunikasi seksual, kepuasan seksual dan jumlah komunikasi verbal maupun non-verbal yang dilakukan selama bercinta.

Misalnya, peserta ditanya apakah setuju dengan pernyataan seperti, 'Saya merasa gugup ketika memikirkan bagaimana berbicara dengan pasangan saya tentang aspek seksual dari hubungan kami' dan 'Saya merasa cemas ketika ingin memberitahu pasangan apa yang saya sukai saat berhubungan seks'.

Para peserta yang rata-rata berusia 29 tahun ini juga diminta menjawab pertanyaan tentang kepercayaan dirinya mengenai seks. Misalnya, seberapa besar kepercayaan dirinya terhadap kemampuan ranjangnya dan bagaimanakah keterampilan seksualnya.

Survei menemukan bahwa ketakutan untuk melakukan percakapan nakal ketika bercinta dapat merusak kepuasan. Ketakutan ini juga berhubungan dengan kurangnya komunikasi di tempat tidur. Hal ini tidak mengherankan sebab kepercayaan diri yang tinggi erat kaitannya dengan komunikasi yang intens saat berhubungan seks.

"Komunikasi verbal jauh lebih berpengaruh dibandingkan komunikasi non verbal saat berhubungan seks. Komunikasi seksual adalah keterampilan. Dan tidak semua orang terlatih dengan keterampilan itu," kata Babin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar