Senin, 30 Januari 2012

Benih ( cerita sarat makna )

Suatu ketika, ada sebuah pohon yang rindang. Dibawahnya, tampak dua
orang yang sedang beristirahat. Rupanya, ada seorang pedagang bersama
anaknya yang berteduh disana. Tampaknya mereka kelelahan sehabis
berdagang di kota. Dengan menggelar sehelai tikar, duduklah mereka
dibawah pohon yang besar itu. 


Angin semilir membuat sang pedagang mengantuk. Namun, tidak demikian
dengan anaknya yang masih sangatmuda. "Ayah, aku hendak bertanya…" terdengar
suara yang mengusik ambang sadar si pedagang. "Kapan aku besar, Ayah?
Kapan aku bissa kuat seperti Ayah, & bissa membawa dagangan kita ke kota?
"Sepertinya", lanjut sang bocah, "aku tak akan bissa besar. Tubuhku
ramping seperti Ibu, berbeda dengan Ayah yang tegap & berbadan besar.
Kupikir, aku tak akan sanggup memikul dagangan kita bila aku tetap
seperti ini." Jari tangannya tampak mengores-gores sesuatu di atas tanah.
lampau, ia kembali melanjutkan, "Bilakah aku bissa punya tubuh besar
sepertimu, Ayah?

Sang Ayah yang awalnya mengantuk, kini tampak siaga. Diambilnya sebuah
benih, di atas tanah yang sebelumnya di kais-kais dari anaknya.

Diangkatnya benih itu dengan ujung jari telunjuk. Benda itu terlihat
seperti kacang yang mungil, dengan ukuran yang tak sebanding dengan
tangan pedagang yang besar-besar. Kemudian, ia pun mulai berbicara.
"Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu yang mungil. Pandanglah pohon
besar tempat kita berteduh ini. Tahukah kamu, batangnya yang kokoh ini,
dulu berasal dari benih yang sekecil ini. Dahan, ranting & daunnya,
juga berasal dari benih yang Ayah pegang ini. Akar-akarnya yang tampak
menonjol, juga dari benih ini. & kalau kamu menggali tanah ini,
ketahuilah, sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah, juga berasal dari
tempat yang sama. 

Diperhatikannya wajah sang anak yang tampak tertegun. "Ketahuilah Nak,
benih ini menyimpan segalanya. Benih ini menyimpan batang yang kokoh,
dahan yang rindang, daun yang lebar, juga akar-akar yang kuat. & untuk
menjadi sebesar pohon ini, ia hanya membutuhkan angin, air, & sinar
matahari yang cukup. Namun jangan lupakan waktu yang membuatnya terus
bertumbuh. Pada mereka semualah benih ini berterima kasih, karena telah
melatihnya menjadi mahluk yang sabar.

"Suatu saat nanti, kamu akan besar Nak. Jangan pernah takut untuk
berharap menjadi besar, karena bissa jadi, itu hanya butuh ketekunan &
kesabaran."

Terlihat senyuman di wajah mereka. lampau keduanya merebahkan diri,
meluruskan pandangan ke langit lepas, membayangkan berjuta harapan &
impian dalam benak. Tak lama berselang, keduanya pun terlelap dalam
tidur, melepaskan lelah mereka setelah seharian bekerja. 

~~~ 

Jangan pernah merasa malu dengan segala keterbatasan. Jangan merasa
sedih dengan ketidaksempurnaan. Karena Allah, menciptakan kita penuh
dengan keistimewaan. & karena Allah, memang menyiapkan kita menjadi
mahluk dengan berbagai kelebihan. 

Mungkin suatu ketika, kita pernah merasa mungil, tak mampu, tak berdaya
dengan segala persoalan hidup. Kita mungkin sering bertanya-tanya, kapan
kita menjadi besar, & mampu menggapai semua impian, harapan &
keinginan yang ada dalam dada. Kita juga bissa jadi sering membayangkan,
bilakah saatnya berhasil? Kapankah saat itu akan datang?

Teman, kita adalah layaknya benih mungil itu. Benih yang menyimpan semua
kekuatan dari batang yang kokoh, dahan yang kuat, serta daun-daun yang
lebar. Dalam benih itu pula akar-akar yang keras & menghujam itu
berasal. Namun, akankah Allah membiarkan benih itu tumbuh besar, tanpa
alpa dengan bantuan tiupan angin, derasnya air hujan, & teriknya sinar
matahari?

Begitupun kita, akankah Allah membiarkan kita besar, berhasil, &
sukses, tanpa pernah merasakan ujian & cobaan? Akankah Allah lupa
mengingatkan kita dengan hembusan angin "persoalan", derasnya air "ujian"
serta teriknya matahari "persoalan"? Tidak Teman. Karena Allah Maha Tahu,
bahwa setiap hamba-Nya akan menemukan jalan keberhasilan, maka Allah
akan tak pernah lupa dengan itu semua. 

Jangan pernah berkecil hati. Semua keberhasilan & kesuksesan itu telah
ada dalam dirimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar