Senin, 05 Maret 2012

Prestasi PSSI : Memalukan Bangsa dan Berbohong

Komentar tak membangun justru dikeluarkan oleh Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin, mengenai tragedi 10 gol di Bahrain tadi malam. Djohar beralasan kekalahan tersebut disebabkan oleh kepemimpinan wasit yang buruk. Meski tak mau mengkambinghitamkan Andre Al Hadad, wasit pada pertandingan semalam namun Djohar bersikukuh wasitlah penyebab kekalahan Indonesia. Ironisnya Djohar sendiri adalah mantan wasit yang mestinya tahu bagaimana law of the game.

Empat penalti untuk Bahrain memang layak diberikan. Dari tayangan ulang terlihat jelas kontak fisik yang mengakibatkan pelanggaran dalam kotak penalti Indonesia. Empat penalti, dua sukses dan dua lagi bisa ditahan Andi Muhammad Guntur, kiper kedua timnas.


Hal yang berbeda justru ditunjukkan oleh para pemain. Para pemain dengan kebesaran jiwa meminta maaf kepada seluruh warga Indonesia lewat akun twitter masing – masing. Seperti yang dimuat dalam detiksport.com :

Ferdinand Sinaga : “Maaf telah membuat malu indonesia dalam game tadi..kami hanya berusaha semaksimal yang kami punya..jangan menghujat kami yang sudah berusaha,”

Abdulrahman : “Saya mewakili teman2 minta maaf karena ga bisa ngasi yangg terbaik buat masyarakat dan bangsa Indonesia dan mohon jangan salahkan kami,karena kami sudah berusaha,”

Irfan Bachdim : “Saya minta maaf Indonesia!! Saya main jelek sekali. Ini wake up call buat saya!! Saya harus kerja keras! Maaf!! I will never give up!

Kekalahan ini memecahkan rekor kekalahan terbesar Indonesia selama 38 tahun. Rekor sebelumnya didapat Indonesia setelah kalah 0 – 9 dari Denmark di Kopenhagen tahun 1974.

Dengan pilihan yang terbatas dari kompetisi LPI, PSSI justru menerapkan hal yang aneh dalam pola perekrutan pemain. Para pelatih di klub – klub yang bernaung di PT.LPIS mengirimkan para pemain yang menurut mereka layak untuk ikut seleksi timnas. Pemain inilah yang kemudian diseleksi, walau dengan jujur Aji Santoso mengeluh atas pilihan yang ada. 

Padahal di LPI masih ada pemain – pemain seperti Erol Iba, Andi Oddang, yang menurut saya layak masuk timnas. 

Mesti diingat pula, PSSI melakukan tindakan berbahaya dengan mengirimkan skuad yang berbeda dari 5 pertandingan sebelumnya. Hal ini bisa dijadikan bahan protes dari kontestan. Nama – nama skuad timnas yang sudah terdaftar di AFC dan FIFA adalah Bambang Pamungkas cs yang kemudian dilarang oleh PSSI membela timnas karena bermain di Liga Super.

Hal ini pula, seperti yang dimuat Mediaindonesia.com, menguak kebohongan PSSI kepada FIFA. FIFA mempertanyakan keabsahan liga yang terkait dengan perubahan komposisi pemain di timnas. PSSI menyebutkan bahwa peserta IPL adalah eks ISL. Padahal hanya ada Semen Padang dan Persijap di IPL yang merupakan eks ISL. Dengan alasan PSSI bahwa IPL adalah ISL, dan juga PSSI tidak menyalahi kongres Bali, maka FIFA mengizinkan permohonan Indonesia untuk mengganti pemain dalam laga melawan Bahrain tadi malam.

Menurut beberapa pihak, kelolosan Qatar sedikit banyak mempengaruhi keberuntungan PSSI. Karena jika Qatar tidak lolos dan malah Bahrain yang lolos, maka Qatar pasti akan mengadukan PSSI kepada FIFA.

Inilah sebuah prestasi dalam waktu singkat yang bisa dihasilkan orang – orang yang menyebut diri mereka revolusioner. Kekalahan Memalukan dan Kebohongan kepada FIFA. Itulah Prestasi mereka dikancah internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar