Jumat, 02 Maret 2012

Upacara Labuhan, Memperingati Bertahtanya Sultan Jogja

Ini merupakan upacara Labuhan pertama sejak sepeninggalnya Mbah Maridjan sebagai juru kunci Gunung Merapi, dan digantikan oleh anaknya. Tak hanya warga setempat, para wisatawan juga ikut menyaksikan ritual tahunan ini. 


Minggu pagi, 3 Juli 2011 lalu, warga telah memenuhi area lava tour di Pangukrejo, menanti rombongan labuhan untuk segera naik ke atas. Ini merupakan upacara labuhan pertama sejak sepeninggalnya Mbah Maridjan sebagai juru kunci dan digantikan oleh anaknya.


Mas Lurah Surakso Sihono atau yang biasa dipanggil Pak Asih merupakan juru kunci Merapi yang baru, melanjutkan jejak ayahnya sendiri yaitu Mbah Maridjan. Memimpin upacara labuhan adalah salah satu dari tugasnya sebagai juru kunci. Labuhan Alit yang diadakan setiap tahun ini dilakukan untuk memperingati bertahtanya Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan dilaksanakan setiap tanggal 30 Rajab (penanggalan Jawa).


Berbeda dengan upacara labuhan di Parangkusumo yang dilakukan langsung setelah prosesi di Kraton, labuhan di Merapi dilakukan satu hari setelahnya. Setelah prosesi di Kraton, seluruh uba rampe dibawa oleh utusan dari Kraton kepada Camat Cangkringan. Pada malam harinya diadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk, baru kemudian pagi hari berikutnya upacara labuhan dilaksanakan.

 
 
Sekitar pukul 06.30 WIB rombongan mulai berjalan ke atas dengan didampingi tim pengamanan dari relawan Merapi, TAGANA dan SAR. Seluruh rombongan berjalan menyusuri jalan setapak di kaki Merapi dengan perlahan dan hati-hati menuju alas Bedhengan, kurang lebih 1,5 km dari Kinahrejo.

Alas Bedhengan dipilih sebagai lokasi labuhan demi keamanan seluruh peserta labuhan mengingat lokasi lama di bukit Sri Manganti masih belum dapat dicapai pasca-erupsi Merapi tahun 2010. Untuk upacara labuhan pada tahun-tahun berikutnya belum diketahui apakah lokasi akan kembali ke bukit Sri Manganti ataukah masih di alas Bedhengan, semuanya tergantung situasi dan kondisi yang ada.


Sesampainya di tempat labuhan, Sang Juru Kunci Merapi dan para abdi dalem segera memulai prosesi labuhan. Setelah seluruh rangkaian upacara labuhan dilakukan, para abdi dalem mulai mempersiapkan bungkusan plastik kecil-kecil berisi nasi dan ayam guna dibagikan kepada seluruh peserta labuhan. Tidak sedikit wisatawan dari mancanegara yang turut dalam upacara Labuhan karena prosesi Labuhan Alit telah menjadi agenda tahunan dan merupakan daya tarik wisata budaya di Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar