Minggu, 17 Juni 2012

Kok bisa Malaysia main klaim Tor-tor dan Gordang Sambilan?


Kok bisa Malaysia main klaim Tor-tor?
Tarian tor-tor. merdeka.com/tanobatak.files.wordpress.com

Pemerintah Malaysia menyatakan tarian Tor-tor dan Gordang Sambilan (sembilan gendang) akan diiktiraf sebagai satu cabang warisan negara jiran itu. Apakah benar dua kesenian yang selama ini dikenal berasal dari Batak itu punya keterkaitan dengan Malaysia?

Tari Tor-tor terkait dengan berbagai kegiatan ritual maupun upacara keagamaan, dan sering dipertunjukkan dalam konteks adat di masyarakat Batak. Penari Tor-tor (panortor) menari sesuai dengan kedudukan masing-masing warga masyarakat di dalam kehidupan adat masyarakat Toba, yaitu sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu. Tarian, musik dan adat istiadat di dalamnya adalah satu kesatuan.

"Telah banyak kajian ilmiah mengenai hal ini, seperti penelitian Lumban Tobing tahun 1968," kata Koordinator Humas Gerakan Sejuta Data Budaya, Vande Leonardo, kepada merdeka.com, Senin (18/6)

Sementara itu, alat musik Gordang Sambilan berkembang di masyarakat Batak Mandailing, yang dominan berada di kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Mandailing Natal.

"Dua Kabupaten ini berada di pesisir barat daya Sumatera Utara, dan relatif tidak begitu berinteraksi dengan Malaysia, dibandingkan dengan daerah di pesisir Timur," ujar Vande.

Alat musik Gordang Sambilan telah berkembang sejak lama di masyarakat Mandailing. Hal ini telah dikaji lebih jauh dalam tesis Mauly Purba tahun 1988 di Wesleyan University. Melihat dua kesenian yang khas nusantara itu, kok bisa Malaysia main klaim budaya kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar